Bimbingan secara kebahasaan seharusnya merupakan proses manusiawi, yang logis dan etis. Apalagi penelitian dan karya ilmiah merupakan karya yang logis, faktual dan sistematis. Tak selayaknya hal logis dibangun berdasarkan sikap emosional.
Masalahnya, proses tersebut kadang berubah menjadi fase yang sangat emosional, karena sikap dosen yang mudah mengumbar amarah. Â Kondisi ini membuat sebagian mahasiswa harus mengerjakan tugas akhir di bawah tekanan, yang tentunya sangat mempengaruhi kualitas karya ilmiahnya.
3. Â Mudah tak menepati janji
Dosen-dosen tertentu mengharuskan mahasiswa membuat janji konsultasi. Bahkan ada dosen yang sikapnya melampaui menteri atau presiden, yang untuk bertemu mahasiswanya sendiri harus melalui proses berbelit seolah mau menemui debt collector saja. Padahal dosen hanya pegawai biasa, yang kebetulan mengajar di perguruan tinggi.
Tugas pokok dosen adalah melayani mahasiswa, tapi dosen sulit biasanya dapat seenaknya membatalkan janji konsultasi tanpa pemberitahuan. Janji bertemu mahasiswa dianggap sama sekali tak penting, sehingga dapat pergi begitu saja tanpa kabar berita. Selain mengecewakan, berurusan dengan dosen seperti ini tentu sangat merepotkan.
4. Â Enggan ditemui
Ada pula dosen yang suka bersikap sok sibuk. Meski ada di kampus atau di rumah, mereka enggan menemui mahasiswanya. Menjadi mahasiswa yang harus berurusan dengan dosen seperti ini lebih buruk dibanding pengemis dan pengamen jalanan.
Dosen seperti ini menempatkan dirinya sebagai orang sok penting, sok sibuk di hadapan mahasiswanya. Berurusan dengan dosen semacam ini benar-benar menguji kesabaran mahasiswa, sebab manusia macam ini hanya respek pada pejabat dan seolah lupa bahwa keberadaan mereka sebenarnya untuk melayani mahasiswa.
5. Â Sok kuasa
Dosen sulit pada umumnya justeru tak jelas kemenonjolannya di bidang keilmuan, bahkan sekalipun sudah bergelar profesor sekalipun. Berurusan dengan dosen tipe ini terasa berat, karena di hadapan mahasiswa mereka berprinsip mencari masalah, mencari hal-hal yang dapat memperumit urusan mahasiswa. Prinsip yang mereka pakai biasanya, "kalau bisa dibuat sulit kenapa dibuat mudah?"
Kadang dosen menjengkelkan seperti ini adalah mantan pajabat kampus yang masih haus kekuasaan tetapi tak lagi mendapat kesempatan. Bawaan dosen seperti ini hanya marah-marah, minimal sikapnya sangat sinis, seolah masih menjabat pimpinan kampus.