Saya bukan orang politik, selain profesi saya yang melarang untuk bergabung dengan dunia politik, juga karena secara pribadi saya pun tidak tertarik dengan dunia politik. Saya sependapat dengan Soe Hok Gie yang mengatakan ' Bagiku sendiri, politik adalah barang yang paling kotor, lumpur-lumpur yang kotor'. Saya cuma penonton.
Saya senang mengamati sikap para pemimpin kita yang sikap dan sifatnya beraneka ragam. Namun secara umum, ada kesamaan; meski kesamaan ini kadang tidak kita temui pada setiap pemimpin. Kebanyakan pemimpin kita senang dengan pencitraan. Menebar citra baik kemana-mana, meskipun citra baik itu hanyalah citra yang dibuat-buat. Beberapa hari yang lalu saya pergi ke kota Palembang, saya sampai heran melihat hampir di setiap sudut pasti ada foto orang nomor satu di Sumatera Selatan. Saya sampai berujar dalam hati "Kayaknya pejabat ini kerjanya cuma foto doank".
Pencitraan lainnya dalam hal program. Terkadang pejabat baru merasa enggan meneruskan program pejabat sebelumnya, meskipun itu bagus. Sebabnya? itu bukan program dia, yang secara tidak langsung tidak akan menaikkan citra dia. Pejabat seperti ini tidak peduli dengan kehidupan rakyatnya. Sudah Miliaran rupiah dikeluarkan untuk melaksanakan program sebelumnya yang sebenarnya bagus, namun kemudian dihentikan karena dia merasa tidak cocok dengan program tersebut.
Saya rasa pemimpin-pemimpin seperti inilah yang sebenarnya meghancurkan bangsa karena terlalu mementingkan citra pribadinya.
"Pemimpin yang tidak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah!" Mungkin kata-kata itulah yang akan dikeluarkan Soe Hok Gie seandainya masih hidup sampai sekarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H