Hydrocarbon yang tinggi ternyata bisa menyebabkan tidak lulus uji emisi lho, kenapa? Karena saat uji emisi, parameter yang dinilai adalah kandungan karbon monoksida dan hydrocarbon.
Mobil dibawah tahun 2007 mengandung hydrocarbon 700 ppm dan diatas tahun 2007 maksium 200 ppm. Berbeda lagi untuk kandungan gas karbon monoksida, tahun 2007 ke bawah maksimal 3% dan tahun 2007 ke atas 1,5%.
Nova Risdiyanto, Kepala Toko Andala Ban, Radio Dalam, Jakarta Selatan menjelaskan jika kandungan gas hidrokarbon tinggi, itu artinya sisa bahan bakar mentahnya cukup tinggi, bahan bakar yang tidak akan terbakar habis. Lalu kenapa ada beberapa bahan bakar yang tidak terbakar habis di dalam ruang bakar? Ternyata salah satunya bisa disebabkan dari kualitas busi yang kurang bagus. Hal tersebut disampaikan Willy dari bengkel One Second Faster, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Busi yang tidak bagus membuat pembakaran tidak optimal, sehingga bahan bakar yang dikabutkan tidak terbakar seluruhnya. Willy juga menambahkan kompresi mesin yang tidak padat dalam arti bocor kompresi, juga membuat pembakaran tidak efisien.
Hal tersebut disebabkan ketika campuran bahan bakar dan udara itu harusnya padat lalu di-ignite busi namun malah sebagian keluar dari ruang bakar karena kompresi bocor.
Kemudian penyebab lainnya adalah oktan bensin tidak sesuai dengan kebutuhan mesin, jadi sulit terbakar. Dengan angka oktan rendah, bensin  mempunyai karakter cenderung sulit terbakar dibandingkan bensin dengan oktan tinggi.
Dampak lainnya, bensin oktan rendah lebih berpotensi bikin tumpukan kerak karbon di dalam ruang bakar.***
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI