kekerasan yang memborbardir kalangan remaja. Baik kekerasan verbal, fisik,maupun seksual yang berakibat pada trauma atau bahkan kematian. Kekerasan terkenal dengan sebutan bullying.Â
Dewasa ini kita dihadapkaan oleh berita mengenaiKasus kekerasan ini tak memandang jenis kelamin, usia, dan mereka yang melakukan kekerasan beralasan jika mereka emosi dan jengkel terhadap korban dari kekerasan tersebut.Â
Seperti berita yang baru-baru ini viral adalah kasus kekerasan yang dilakukan anak pejabat yang mengakibatkan korban mengalami koma dan lumpuh sementara. Tentu sebagai bangsa Indonesia yang berpendidikan, Ketika mendengar hal tersebut sangat miris. Apalagi pelaku termasuk mahasiswa dari universitas ternama. Tak hanya itu, pelaku juga sering memamerkan kemewahannya di media sosial.
Sebagai bangsa Indonesia yang berpedoman dengan nilai-nilai sakral Pancasila, seharusnya tak melakukan hal tersebut. Kasus kekerasan pada remaja ini, benar-benar menjadi kasus yang perlu di evaluasi lebih lanjut di negara ini.Â
Walaupun nilai-nilai Pancasila sudah ditanamkan sejak dini, namun hal ini tidak menjamin apiknya sikap pada bangsa Indonesia ini. Seiring bertambahnya zaman, nilai-nilai Pancasila makin kian meluntur yang sangat berakibat bagi bangsa Indonesia, salah satunya kekerasan.
Namun anehnya, dengan lunturnya nilai Pancasila dalam konteks kekerasan. Masyarakat malah menyikapi hal tersebut dengan biasa-biasa saja. Sanksi sosial tidak berlaku lagi bagi Masyarakat dan bahkan bersikap apatis terhadap penyimpangan di berbagai sistematis hukum di Indonesia. Lebih tragis lagi, terdapat kasus kekerasan yang terjadi pada petugas keamanan, seperti polisi.
Pendidikan mengenai kewarganegaraan telah dilakukan sejak berada di bangku SD, namun amalan dan ilmu yang diajarkan malah dihiraukan. Kemudian, Pendidikanlah yang dianggap bertanggung jawab terhadap permasalahan ini. Karena pendidikanlah yang paling penting maknanya di dsalam kehidupan. Maka dari itu, tak heran jika Pendidikan yang disalahkan apabila terjadi kasus lunturnya nilai Pancasila tersebut.
Padahal jika ditinjau lebih jauh, mungkin kasus kekerasan terjadi juga karena adanya suatu permasalahan yang muncul dalam lingkungan keluarga. Keharmonisan dan komunikasi dalam keluarga sangat perlu dalam menumbuhkan rasa cinta damai dalam setiap manusia. Sehingga meminimalisir adanya kekerasan tersebut.Â
Kekerasan seksual terhadap kaum Perempuan juga marak terjadi di Indonesia. Kasus ini tentu sangat memprihatinkan. Faktor utama dari kasus ini adalah karena adanya budaya patriaki di Indonesia. Anggapan bahwa laki-laki lebih tinggi derajatnya disbanding Perempuan membuat maraknya kasus kekerasan seksual ini.
Faktor penting yang dapat dilakukan untuk mengurangi adanya kasus kekerasan ini adalah dengan meningkatkan kesadaran masyarakat. Masyarakat perlu diajarkan mengenai pentingnya Batasan pribadi dan hak menghormati orang lain. Pemerintah juga harus turut berperan dalam kasus ini.Â
Pemerintah harus berani menegakan keadilan dalam memperjuangkan hak dari para korban kekerasan. Tak hanya itu, peran media sosial juga sangat penting dalam mengangkat isu kekerasan ini. Dengan media sosial, penyampaian informasi, diskusi positif, dan ruang diskusi meningkatkan kesadaran masyarakat akan kekerasan.