Mohon tunggu...
Uun Nashikhun
Uun Nashikhun Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Kata orang saya biasa-biasa saja, tapi menurut Ibu saya luar biasa \r\n--------------------------------------------------\r\nhttp://kidungbumi.blogspot.com/\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Megengan" Tradisi Menyambut Bulan Ramadhan

11 Juli 2012   02:02 Diperbarui: 4 April 2017   18:04 26820
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13419720711826922919

[caption id="attachment_199903" align="aligncenter" width="362" caption="Jajan Megengan"][/caption]

Megengan adalah tradisi masyarakat Jawa dalam menyambut bulan Ramadhan, megengan diambil dari bahasa Jawa yang artinya menahan. Ini merupakan suatu peringatan bahwa sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, bulan dimana umat Islam diwajibkan berpuasa, yaitu menahan untuk tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menggugurkan ibadah puasa tersebut.

Adapun kegiatannya sangat bermacam-macam sesuai dengan adat daerah setempat, tapi umumnya masyarakat Jawa biasanya berbondong-bondong untuk berziarah kubur, membersihkannya serta menaburi bunga diatasnya dan tidak lupa mendoa'akannya serta ada juga yang membacakan yasin dan tahlil, kemudian Masak besar untuk dibagikan kepada sanak famili dan pada malam harinya mengadakan selamatan atau kenduri dengan mengundang para tetangga untuk mendoakan keluarga yang sudah meninggal, ada juga yang selamatan atau kendurinya diadakan bersama-sama oleh seluruh warga setempat dilanggar/mushola.

Seiring berjalannya waktu tradisi megengan sendiri sudah mulai sedikit ditinggalkan, mungkin tidak bagi masyarakat desa karena tradisi ini masih sangat kental, melekat dan masih dianggap sakral tapi jika menengok masyarakat kota mungkin sudah banyak yang meninggalkan tradisi para leluhurnya ini karena berbagai alasan salah satunya sibuk dengan pekerjaan masing-masing.

Yang harus difahami terlebih dahulu, megengan berada dalam ranah sosial-kultural (kemasyarakatan dan ke budayaan) yang mengacu pada aspek kemaslahatan dan tidak bisa dilabeli dengan istilah bid'ah. Orang sedekah dengan membawa ambeng (beragam jenis makanan) itu jelas baik dan bermanfaat bagi yang masih hidup, dan do'a-do'a sangat bermanfaat bagi yang sudah meninggal dunia, jadi megengan tidak hanya bermanfaat bagi yang masih hidup tapi juga bermanfaat bagi yang sudah meninggal dunia.

Tradisi ini adalah warisan leluhur yang sudah sepatutnya dijaga dan dilestarikan. didalamnya mengandung nilai-nilai yang sungguh sangat luar biasa seperti cara berhubungan baik antara manusia dengan manusia, manusia dangan alam ghaib serta manusia dangan tuhannya.

Islam Jawa memang memiliki banyak tradisi yang khas dalam implementasi Islam, tradisi megengan ini sungguh merupakan salah satu tradisi khas yang tidak dimiliki oleh Islam di tempat lain.

Megengan sebagai sebuah perayaan dan rasa antusias dalam menyambut bulan yang penuh barokah, bulan yang ditunggu-tunggu dan bulan yang didalamnya terdapat malam "lailatul qodar" yaitu satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, dijelaskan dalam ayat Al-Qur'an yang berbunyi "Lailatul Qodri khoirun min alfi sahr" yang artinya satu malam lailatul qodar lebih baik dari pada seribu bulan, menurut penulis.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun