Tanpa maksud mengkambinghitamkan boaz atas kekalahan TIMNAS 0-2 dari Bahrain, karna emang, sepakbola adalah permainan tim, bukan individu. Tidak pantas menyalahkan seseorang atas kekalahan tim, sebagaimana tidak pantas juga bergantung pada satu individu untuk kemenangan tim.
Tapi, sebagai pemain yang digadang-gadang , dinanti-nanti , ternyata permainan boaz jauh dari harapan, jauh dari gambaran seorang top skor Indonesia Soccer League, bukan sebatas mandulnya boaz, tapi determinasi dan kebuasan boas, jauh dari memuaskan.
Permainan TIMNAS sangat terkesan boaz sentris, tidak ada aliran bola di lapangan tengah, tidak ada koordinasi per lini, seolah seorang boaz bisa mencetak gol dengan sendirinya, sehingga Gonzalez pun bak badut kebingungan.
Bagaimanapun kekalahan itu telah terjadi, tidak baik juga untuk saling menyalahkan, apalagi nyrempet-nyrempet ke SBY, masak siy SBY bisa jadi biang kerok kekalahan tim ?? terlalu mengada-ada.
Setiap kita tentu perlu berjiwa besar menerima kekalahan, sikap yang tidak simpatik dari sebagian penonton, patut disesalkan, kekalahan itu menjadi berlipat jadinya. Tapi sebagai seorang pemimpin, Â SBY tak semestinya meninggalkan lapangan sebelum pertandingan usai, everything is possible.
Tapi kita gak tahu, SBY ngacir apa karna muak dengan ulah penonton, atau muak dengan permainan TIMNAS yang sudah ketinggalan 0-2. Wallohua'lam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H