Pujangga Malam melantunkan syair-syair penyejuk hati dengan sangat mendalam. Menggambarkan kegundahan hatinya kala itu. Menyayat kalbu bagi setiap pasangan-pasangan telinga yang mendengarnya. Syair tentang penantian dan kepalsuan. Penantian seorang pemuda terhadap gadis yang dicintainya ternyata sia-sia karena gadis yang ia pujakan telah jatuh dalam genggaman Pangeran Padang Pasir yang lebih hebat dan gagah dari dirinya.
Dari sini kumulai menerka apa arti sebuah Cinta Sejati . Seperti apa Cinta Sejati itu?? Bagaimana arti yang hakiki daripadanya, dan dimanakah kita bisa menemukannya? sulitkah atau tidak??.
Ahh... Terasa jauh sekali otak melayang terpikirkan hal serupa nun tag tergapai. Tak pandang dulu bagaimana peringai diri ini, baikkah? atau burukkah??. Terlalu konyol mengandai-andaikan Pangeran tampan nan dermawan ketika kita tak berperangai bak Putri Kerajaan yang lemah lembut dan dengan segala kemuliaan perangainya.
Dalam keremangan hiasan taburan bintang mengiasi kelam malam dengan berbagi sunyi senyap ditelan kegelapan malam. Memendam batin hingga perut bumi. membayangkan nasib diri yang tag tau bagaimana perjalannya nanti. Terombang-ambing kalut perasaan ini. Risau, gundah gulana tag bertemankan siapa-siapa yang ada hanyalah terbebankan onak pikiran ini.
Kini harus mulai dirintis gubahan jalan hidup ini kucari-cari celah yang bisa kulalui untuk mencapai cahaya terang dari kegelapan ini, cahaya yang menyinari hingga kelak ku mati.
N.A.A
Malang, 17 Des 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H