Mohon tunggu...
Ahmad Nasir
Ahmad Nasir Mohon Tunggu... -

Kebaikan akan datang pada hati yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

"Aku Penguasa Pelupa"

6 Juli 2012   18:55 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:14 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karya: Ahmad Nasir.

ku gapai asa dalam dentuman zaman yang gila
kurengkuh semua suara-suara rakyat jelata.
dari hilir kota sampai keujung hutan desa
demi kehormatan semu dan rasa digdaya

kuumbar janji pada semua insan semesta
janji-janji yang membuat terbuai insan papah
seindah hembusan angin surga kutebar kata
demi tujuan kutebar pesona bak pahlawan gagah.

di kala sudah kugenggam tahta dan harta
kubahagia bagaikan di syurga yang indah
berpesta pora sampai tak ingat waktu dan dosa
karena asa tercapai nyata ku gapai sudah

ku berkuasa bak raja diraja penguasa dunia
semua janjiku pada jelata ku lupakan semua
ku hanya ingin perkaya diriku saja.
masa bodoh dengan rakyat jelata dan papah

ku tak perduli di umpat dan di cercah
telinga kututup tak terdengar suara
mata kututup bagaikan si Buta melihat dunia
karena akulah sang penguasa atas semua

Tapi......setelah kini kusadari,..semua tak kekal abadi
pada akhir masa tahta berganti tak ku genggam lagi
rasa sesal itu datang menghampiri,menghujam diri
setelah kujatuh dari tingginya tahta semu ini

rasa bersalah terus menggoda menggores jiwa
Gelimang dosa semakin terasa bertumpuk sudah
saat memegang tahta tidak amanah dan terlena
menyesal selalu datang pada akhir cerita

hari-hari tuaku tak tentram dan merana
ingat dosa waktu masa -masa berjaya
ku takut Laknat Tuhan mendera raga dan jiwa
ku berharap semoga mendapatkan ampunan-Nya.

Wahai penguasa yg kini bertahta dan berkuasa
jangan kisah ini menimpah padamu wahai saudara
cukup aku yang tersesat dan merasa hina dina
karena berkuasa tidak menjalankan amanah.

Aku ingin bertobat...selagi masih sempat
aku takut Laknat Tuhan yang pedih di akhirat
aku takut Azab api neraka yang sangat Dahsyat
ampunilah hamba...Oh..Tuhan Yang Penuh Rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun