Mohon tunggu...
Ahmad Nasir
Ahmad Nasir Mohon Tunggu... -

Kebaikan akan datang pada hati yang baik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pesan buat Calon Pemimpin Negeri

3 Juni 2014   19:10 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:45 133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wahai tuan yang terhormat .

kami adalah hanya rakyat jelata,cenderung tak mengerti apa-apa
yang mungkin enggan untuk kamu dengar pendapatnya, 
demi mengatas namakan demokrasi yang anda gaungkan
seyogyanya tolehkan muka dan lebarkan telinga,
dengarkan kami bicara dengan bahasa fakta sederhana.

Otak kami tidak sanggup jika harus mendengar Visi misimu yang kau papar
karena bahasamu tak dapat kami nalar, kami tak tahu salah apa benar
Tuan adalah orang yang terpelajar dan kelilingi orang pintar
sedangakan kami hanya mengunakan sedikit logika saat perut kami lapar.

Kami bosan dengan carut marut negeri ini
kami bosan dengan janji sering tak terpenuhi
kami bosan dengar berita Korupsi pejabat Negeri
kami bosan lihat kemiskinan dan ketidakadilan di negeri ini

Tolong diingat Tuan terhormat.!
ketika kami berbondong menuju sebuah tempat suara dengan membawa harapan,
harapan yang datang saat kami mendapat janji manis yang Tuan gemakan
sebuah masa depan bangsa yang makmur adil dan sentosa penuh kedamaian

Bila tiba saatnya nanti Tuan terpilih memimpin negeri
rakyat menunggu dan berharap janji Tuan tepati
Janji Pemimpin yang tulus hati,membela dan mengabdi.
Bukan pemimpin yang ingkar dan lupa diri

Ingat,!!!.suara yang kami beri adalah suara hati nurani
Mohon Tuan dengarkan suara kami dengan setulus hati
Jadilah pemimpin sebagai pengabdi,untuk rakyat untuk negeri
Bukan untuk golongan sendiri,apalagi ambisi pribadi.

Wahai tuan yang terhormat
jangan ingkari janji yang kau maklumat.
Jangan mencoba menghianati rakyat
didunia Tuan akan di hujat dan di jerat serta dilaknat
di akhirat pasti Tuan menerima azab yang maha dahsyat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun