Wahai tuan yang terhormat .
kami adalah hanya rakyat jelata,cenderung tak mengerti apa-apa
yang mungkin enggan untuk kamu dengar pendapatnya,Â
demi mengatas namakan demokrasi yang anda gaungkan
seyogyanya tolehkan muka dan lebarkan telinga,
dengarkan kami bicara dengan bahasa fakta sederhana.
Otak kami tidak sanggup jika harus mendengar Visi misimu yang kau papar
karena bahasamu tak dapat kami nalar, kami tak tahu salah apa benar
Tuan adalah orang yang terpelajar dan kelilingi orang pintar
sedangakan kami hanya mengunakan sedikit logika saat perut kami lapar.
Kami bosan dengan carut marut negeri ini
kami bosan dengan janji sering tak terpenuhi
kami bosan dengar berita Korupsi pejabat Negeri
kami bosan lihat kemiskinan dan ketidakadilan di negeri ini
Tolong diingat Tuan terhormat.!
ketika kami berbondong menuju sebuah tempat suara dengan membawa harapan,
harapan yang datang saat kami mendapat janji manis yang Tuan gemakan
sebuah masa depan bangsa yang makmur adil dan sentosa penuh kedamaian
Bila tiba saatnya nanti Tuan terpilih memimpin negeri
rakyat menunggu dan berharap janji Tuan tepati
Janji Pemimpin yang tulus hati,membela dan mengabdi.
Bukan pemimpin yang ingkar dan lupa diri
Ingat,!!!.suara yang kami beri adalah suara hati nurani
Mohon Tuan dengarkan suara kami dengan setulus hati
Jadilah pemimpin sebagai pengabdi,untuk rakyat untuk negeri
Bukan untuk golongan sendiri,apalagi ambisi pribadi.
Wahai tuan yang terhormat
jangan ingkari janji yang kau maklumat.
Jangan mencoba menghianati rakyat
didunia Tuan akan di hujat dan di jerat serta dilaknat
di akhirat pasti Tuan menerima azab yang maha dahsyat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI