Mohon tunggu...
Peter Saiya
Peter Saiya Mohon Tunggu... -

Aku tinggal di Kabupaten Maluku Tenggara Barat-Saumlaki

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Beta Bisa Seperti Dr. J. Leimena

18 Juli 2014   16:45 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:58 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

BETA BISA SEPERTI Dr. J. LEIMENA

Halo taman-taman Maluku: Mari katong diskusikan ini: Maluku dalam kemunduran yang betamaksudkan adalah kurangnya partisipasi politik orang – orang Maluku dalam sekala Nasional, mari katong diskusikan ini bersama-sama muda-mudahan akan jadi batu loncatan for katong samua orang Maluku khususnya intelektual-intelektul muda Maluku.

Kemunduran adalah suatu kata yang rumit karena kata itu mengikat menjadi satu dua konsep yang sangat berbeda: penurunan kekuatan eksternal dan memburuknya bagian internal atau runtuh. Tetapi suatu daerah dapat mengalami suatu kemunduran dalam satu arti, tetapi tidak pada arti lainnya. Jelas, bahwa konsep kemunduran tersebut berkaitan. Memburuknya bagian internal dapat membantu hilangnya kekuatan, namun seringkali sulit untuk mengenali perubahan-perubahan internal mana yang merupakansebab-sebab besar mengenai hilangnya kekuatan atau pengaruh. Maluku dalam partisipasi lampau sangat berpengaruh terhadap Indonesia. Beberapa tokoh Maluku yang sangat terbaik dan berpengaruh seperti Leimena, Siwabessi,dan masih banyak intelektual – intelektualMaluku pada masa lampau, mereka ada dalam cabinet Indonesia,mulai dari cabinet Sukarno sampai dengan cabinet Suharto, setelahmasa orde lama dan baru selesai, tidak ada satupun tokoh-tokoh Maluku yang masuk dalam cabinet, sungguh ironis, apakah tidak ada intelektual-intelektual Maluku? Saya jadi ingat dengan pernyataan Samuel Hamington, tentang patron-patron kekuasaan: hanyakepentingan politik yang bersatu dan kekuatan partai politik menjadi dominan, menghilankan professional adalah langkah keliru dalam menyusun kekuatan pemerintahan. Kendatipun kelihatan merger antara partaipolitik danpara professional tetapi belum merata. Kembali dengan tidak adanya satupun orang Maluku dalam cabinet bersatu jilid 2,merupakan kemunduran dari partisipasi politik orang-orang Maluku dalam sekala nasional. Leimena dan kawan-kawan pada masa lampau telah membuktikan kepada Indonesia dan Maluku bahwa mereka punya integritas, kemampuan, ketrampilan yang dapat mempengaruhi politik Indonesia. Apakah ini pertandabahwa orang Maluku telah mengalami kemunduran khusus untuk partisipasi politik sekala Nasional ( Indonesia). Maluku dalam partisipasi Moment Kebangkitan Pemuda Maluku merupakan komitment anak-anak Maluku untuk membangun bangsa kita Indonesia.

Hegomoni partai politik menunjukan adanya komplikatif kepentingan internal partai, jelas hal ini adalah masalah, semua orang di Republik Indonesia mau supaya ada wakilnya yang dipercayakan Negara untuk ada dalam Kabinet. Bagaimana dengan Maluku, bagaimana dengan partisipasi Leimena dengan kawan-kawannya, bagaimanadengan sumbangsi mereka,bisakah orang Maluku duduk dalam Kabinet Indonesia. Antara harapan dan kenyataan merupakan utopia belaka. Setelah membaca tulisan ini akhirnya beta bisa bilang dengan penuh keyakinan:” BETA BISA SEPERTI LEIMENA.” ( anda bisa baca buku Kewarganegaraan yang bertanggungjawab)

Sebuah Refleksi: Menghilangkan professional adalah langkah keliru dalam menyusun kekuatan untuk maju dan berkarya.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun