[caption id="attachment_336221" align="alignnone" width="220" caption="Sukarni Ilyas Pembawa Acara ILC TV ONE/FhotoWikipedia"][/caption]
Acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang di bawakan Karni Ilyas di TV One, semakin tidak menggigit. Ada rasa muak jenuh dan bosan ketika kita menyaksikan acara ILC yang awal kemunculanya begitu spaktekuler, sehingga menjadi acara Takl Show yang mempunyai rating tertinggi di TV ONE. Namun seiring dengan perjalanan waktu, acara tersebut menjadi kurang menggigit, laksana seperti harimau ompong, yang hanya bisa untuk mengaum.
Kita tidak mengatakan kalau Karni Ilyas wartawan senior sekelas BM Diah, H. Muhammad Said, Yacob Utomo, Rosihan Anwar  atau yang lain lainnya kurang menarik untuk membawakan acara itu, tapi yang kita kesalkan adalah kasus kasus yang di usung oleh ILC terlihat tidak lagi Pair. Akan tetapi thema yang di usung oleh TV ONE dalam acara ILC tersebut layaknya seperti “ Tepat di mata di pejamkan, tepat di perut di kempeskan “
Pribahasa inilah yang terlihat di dalam acara ILC TV ONE. Ketika terjadinya gonjang ganjing politik di tubuh Partai Golkar dengan munculnya vido pelesiran Ketua Umum Partai Golkar Abu Rizal Bakri dengan dua orang artis kakak beradik di pulau Mala Dewa di dunia maya TV ONE meliburkan acara ILC selama satu bulan. Kenapa hal ini di lakukan oleh TV ONE?, tentu jawabnya tidak sukar untuk di cari. Aburizal Bakhri Ketua Umum Partai Golkar adalah sang pemilik TV ONE. Sementara Karni Ilyas hanyalah Pemimpin Redaksi dan sekaligus Presenter dalam acara ILB di TV ONE.
Sebagai Pemimpin Redaksi yang bertanggungjawab terhadap seluruh pemberitaan yang tayang di TV ONE adalah tanggungjawab Karni Ilyas. Mungkin karena itu pula makanya Karni Ilyas meliburkan acara ILC itu selama satu bulan. Dalam tenggang waktu satu bulan semenjak kemunculan video Ketua Umum Partai Golkar muncul di dunia maya, berita berita miring tentang pelesiran Aburizal Bakripun menghiasi media, baik media online, TV dan surat kabar di tanah air. Akan tetapi TV ONE bungkam dalam hal ini. Naluri kewartawanan seorang Karni Ilyaspun tumpul dalam menangkap kasus pelesiran pemilik TV ONE ini.
Pada hal kita tahu kalau selama ini TV ONE, sangat antusias dalam mengkover pemberitaan seperti pelesiran yang di lakukan oleh Publik Vigur. Tentu jika yang berangkat melakukan pelesiran itu bukan Abu Rizal Bakri Calon Presiden yang di usung oleh Partai Golkar, tapi yang melakukan pelesiran itu Publik Vigur dan calon Presiden dari salah satu Partai Politik, tentu Karni Ilyas akan mengangkat tofik ini dalam acara ILB yang di pandunya.
Tak mungkinlah jeruk makan jeruk, jika pelesiran Ketua Umum Partai Golkar itu diangkat menjadi tofik bahasan dalam acara ILB oleh Karni Ilyas, mungkin Minggu malam kemarin di mana ILB membahas masalah seksual terhadap anak tidak bisa tampil di TV ONE. Karena Karni Ilyas sudah di berhentikan dari TV ONE oleh pemiliknya.
Kita yakin naluri kewartawanan yang di miliki oleh Karni Ilyas, tentu bertentangan dengan apa yang di alaminya saat ini selaku Pimpinan Redaksi TV ONE, tapi apa mau di kata demi perut sejengkal naluri kewartawanan itu terpaksa harus di kesampinmgkan. Sehingga pepatah yang mengatakan Gajah di pelupuk mata tidak kelihatan, semut di seberang lautan tanpak kelihatan.
TV ONE dalam acara ILB sering menjadikan para tokoh yang di undangnya di mana tokoh tersebut mempunyai kasus kasus yang merugikan rakyat maupun lembaga dan intansi menjadi bulan bulanan di arena acara ILB yang pesertanya adalah para tokoh masyarakat, fakar dan anggota DPR RI. Jika kasus pelesiran Ketua Umum Golkar diangkat untuk menjadi bahan bahasan di acara ILB, sudah barang tentu Aburizal Bakri akan menjadi bulan bulanan pula oleh para nara sumber yang hadir di acara ILB. Tentu sebagai bawahan Karni Ilyas tidak menginginkan majikan nya menjadi bulan bulanan di acara yang di pandunya. Karena resikonya sangat tinggi. Setidaknya Karni akan di depak dari TV ONE.
Teringat naluri kewartawanan yang di miliki oleh Karni Ilyas, penulis teringat akan seorang wartawan di daerah kisaran Kabupaten Asahan, yakni Umaruddin Yasin Amin atau lazim di panggil dengan nama UYA. Wartawan yang satu ini ayahnya adalah seorang Camat yang bertugas di salah satu kecamatan di Kabupaten Asahan. Ketika sang ayah bermasalah, UYA bukannya melakukan pembelaan terhadap ayahnya. Malah kasus orang tuanya menjadi bahan pemberitaannya.
Begitu berita naik di Koran tempat UYA sebagai wartawan. Sang ayahpun bagaikan kebakaran jenggot. Tanya sini Tanya sana siapa wartawan yang memberitakannya, akhirnya ketahuan kalau yang menulis berita itu adalah anaknya. Sang ayahpun berang dan terjadilah perang mulut antara sang ayah dengan anaknya. Beranikah Karni Ilyas seperti wartawan yang satu ini? sebagai wartawan dia tidak membeda bedakan siapa obyek beritanya. Sekalipun ayah kandungnya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H