Mohon tunggu...
Narwanto Terasspeda
Narwanto Terasspeda Mohon Tunggu... wiraswasta -

Menulis sambil tungguin Ternak Sepeda beranak pinang,

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Akhirnya Jadi "Korban" Juga #Blogshop N5M Surabaya

22 Maret 2012   05:22 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:38 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_167631" align="alignleft" width="210" caption="Kompasiana Blogshop Negeri 5 Menara Surabaya"][/caption] Kini saya punya tambahan jendela baru utama ketika berselancar ke dunia maya, kompasiana.com menjadi menu utama tambahan yang saya buka setiap hari setelah email dan facebook. Padahal saya mengenal kompasiana sejak 2010 dan mulai mendaftar 2011, namun tidak aktif menulis cuma suka membaca tulisan kompasianer yang begitu banyak ragam pilihan topiknya, namun akhirnya sering saya tingalkan. Tidak lain karena di media social yang saya ikuti sudah ada ruang menulis catatan yang saya anggap paling mudah dan simpel saat itu. Sebab,bermain ( dalam tanda kutip ) di blog bagi saya masih saya anggap ribet, susah dan butuh pengetahuan khusus dan masih kurang percaya diri (sungguh cara berfikir saya yang dangkal saat itu). Sehingga saya lebih memilih mulai menulis disebuah note di facebook dari pengalaman pribadi yang sudah saya jalani, dimana yang saya anggap dapat memotivasi dan bisa ambil hikmahnya oleh anak-anak saya kelak.

Akhirnya September 2011 saya beranikan diri (dengan sedikit percaya diri) untuk coba posting salah satu tulisan saya ke kompasiana.com, itu pun saya baca dan edit sana-sini berulang-ulang kawatir tidak sesuai untuk dibaca oleh jaringan kompasianer yang begitu luas. Namun akhirnya saya bisa mengalahkan rasa tersebut. Tetap saja masih belum percaya diri 100% sepenuhnya. Hingga akhirnya dari link yang di upload oleh fans page kompas.com di wall facebook ada informasi Blogshop Negeri 5 Menara yang diadakan di Surabaya dan untuk bisa bergabung cukup memiliki akun di kompasiana, jadi syarat itu sudah saya penuhi apalagi acaranya gratis pula.

Kesempatan itu tidak saya sia-siakan, selain bertempat tinggal di Surabaya dan acara seperti ini baru pertama kali saya ikuti. Jarak rumah dengan lokasi acara yang hanya 3 km, datang tepat waktu bagi saya tidaklah sulit. Hal baru banyak tersaji di acara ini, walau saya tinggal di Surabaya hampir 12 tahun dan sering melewati depan kantor Bank Indonesia ketika masih aktif ngantor dulu, namun tanggal 17 Maret 2012 adalah hari pertama saya masuk ke area gedung BI yang besar dan megah tersebut, apalagi ditambah view Tugu Pahlawan yang begitu menawan dari teras gedung BI sisi selatan lantai 5.

[caption id="attachment_167632" align="aligncenter" width="300" caption="Monumen Tugu Pahlawan terlihat dari lantai 5 sisi selatan BI Surabaya"]

13323935251120905707
13323935251120905707
[/caption]

Pengalaman baru bertemu para penulis inspiratif juga baru pertama kali, walau sering ikutan bedah buku dari penulis sebelum-sebelumnya namun belum pernah ada yang memberikan dan mengupas tuntas tips-tips cara menulis serta membedah peluang rupiah yang bisa didapat, dari pemaparan penulis senior seperti Bapak Johan Wahyudi, Bang Ahmad Fuadi serta Bang Iskandar Zulkarnaen. Berawal dari yang sederhana, menulis dari apa yang kita sukai dan punya motivasi kenapa kita harus menulis? Namun motivasi masing-masing penulis memang berbeda, disini bisa saya lihat ada benang merah yang membuatnya sama yaitu sesegera mungkin untuk menulis, jangan ditunda-tunda. Kepuasan hati terpenuhi, ada selebihnya itu jadi rejeki, kesimpulan saya.

Terakhir, rasa penasaran yang hingga sebelum acara Kompasiana Blogshop Negeri 5 Menara diadakan, ada pertanyaan dalam diri saya yaitu apa tujuan Bank Indonesia mendukung penuh iB mensponsori film inspiratif Negeri 5 Menara tersebut? Namun dengan mengikuti blogshop ini, akhirnya saya mendapat jawaban semua itu. Nilai-nilai yang terkandung dalam film seperti tekad, kerja keras, persahabatan, dan man jadda wa jadda serta target penonton film Negeri 5 Menara juga sama dengan target potensial bagi iB, untuk target penonton anak sekolah juga tidak kalah penting hal ini untuk menanamkan iB perbankan syari’ah sejak usia dini, inilah gambaran perjuangan dan tantangan iB untuk bisa masuk dan diperhitungkan didunia perbankan Indonesia. Oleh karena itu, pertama, saya mulai tahu iB itu apa? Karena jujur saya benar-benar belum paham pengertian apalagi kepanjangan dari iB sebelumnya. Dan yang kedua, peluang yang ada dari hadirnya iB di perbankan Indonesia, walau pemanfaatan perbankan syari’ah di Indonesia masih di bawah 5%. Dari pemaparan pihak iB pada acara blogshop tersebut hal ini justru menjadi peluang besar bagi rekan-rekan pencari kerja untuk bisa bergabung dan berkarir di perbankan syari’ah dan bagi para pengusaha untuk tidak ragu menjalin kerjasama seiring pertumbuhan perbankan syari’ah kearah positif tiap tahunnya. Sedangkan Bank Indonesia optimis pangsa pasar perbankan syariah terhadap industri perbankan dari segi aset bisa meningkat menjadi 10 persen dalam lima tahun mendatang. Saat ini, perbankan syariah baru memegang 4 persen dari pangsa pasar (sumber: kompas.com)

Sungguh saya merasa telah menjadi “korban” motivasi pada acara kompasiana blogshop Negeri 5 Menara yang diadakan di Surabaya kemarin, semangat menulis semakin besar, rasa percaya diripun muncul dan pola pikir berubah dalam menilai sebuah hasil tulisan, sehingga memicu saya lebih berani mencoba berkomunitas yang lebih luas seperti di kompasiana, bukan hanya di Beranda seperti sebelumnya sebab saya tidak ingin disebut hanya jago kandang social media.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun