KOTA MAGELANG -- Seni tradisional wayang menjadi kekayaan budaya bangsa Indonesia. Pada mulanya hanya dikenal adanya pergelaran Wayang Kulit, namun kemudian muncul Wayang Wong (wayang orang), Wayang Golek, dan Wayang Beber.
Dalam perkembangannya, banyak seniman menciptakan berbagai wayang dengan tujuan yang sama sebagai tontonan (hiburan) dan tuntunan (edukasi). Seperti Wayang Suket (Tegal), Wayang Onthel (Magelang), Wayang Kardus, Wayang Tokoh, dan sebagainya.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Magelang, Jawa Tengah menggaungkan wayang ciptaan Dalang Ki Andritopo dengan sebutan Wayang Infus. Wayang yang dibuat sedemikian rupa dari bahan utama kantong infus.
Unik memang, namun pertunjukannya dapat menjadi pergelaran edukatif. Seperti digelar di Gedung Olahraga (GOR) Samapta, pada Kamis 15 Juni 2023, yang merupakan pergelaran kali kedua tersebut. Pergelaran tersebut dilaksanakan pada siang hari, bukan malam hari seperti pertunjukkan wayang pada umumnya. Bahkan penontonnya pun para pelajar di Kota Magelang.
Dalam kesempatan tersebut, yang menikmati siswa-siswi Kelas VII dan VIII SMP Negeri 3 Kota Magelang. Dengan dalang Ki Andritopo mengusung lakon (cerita) "Kebo Nyusu Gudel".
Menurut Staf Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Magelang, Anggara Putra, dikatakan pergelaran mulai pukul 09.00 WIB dan selesai pukul 12.00 WIB.
"Karena kalau terlalu lama anak-anak mungkin bosan. Sehingga kita padatkan Pagelaran dan Pendidikan Wayang ini," kata Anggara Putra.
Dengan adanya pagelaran tersebut diharapkan siswa mencintai budaya wayang. Menurut Anggara, wayang merupakan warisan budaya yang diakui dunia. Siapa lagi kalau bukan generasi selanjutnya sebagai penerus?
"Daripada kita nanti harus nonton di luar negeri, mumpung masih ada di Indonesia lestarikan dikembangkan. Syukur-syukur ada bibit-bibit penerusnya, terutama siswa-siswi kita, generasi kita," harapnya.
Acara di GOR Samapta itu dibuka secara resmi oleh Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud, Fadli Kurniawan. Kemudian dimulai Pagelaran Wayang Infus yang berdurasi 1 jam. Kemudian dilanjutkan diskusi serta hiburan lainnya. (Narwan Eska)