Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Seni Pilihan

Lewat Pameran Tunggal di Magelang, Dedok Semai Spirit Multikultural

12 Juni 2023   22:55 Diperbarui: 12 Juni 2023   23:49 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
I Made Arya Dwita Dedok menggelar Pameran Tunggal di Gedung Lokabudaya, Jalan Aloon-Aloon Selatan No. 9, Kota Magelang, Jawa Tengah tanggal 10-17 Juni/ Dokpri

KOTA MAGELANG -- Pelukis asal Bali, I Made Arya Dwita Dedok menggelar pameran tunggal dengan tajuk "On Multiculturalism" tanggal 10-17 Juni 2023. Kegiatan senirupa ini didukung oleh Dewan Kesenian Kota Magelang dengan mengambil tempat di Gedung Lokabudaya, Jalan Aloon-Aloon Selatan No. 9, Kota Magelang, Jawa Tengah.

Sebelum pameran dibuka, didahului dengan pentas teatrikal yang didukung oleh para seniman Magelang. Pentas mengambil lokasi di Tugu Titik 0 Kilometer Kota Magelang yang kebetulan dekat dengan Gedung Lokabudaya, Sabtu (10/06/2023) sore.

Pameran yang dibuka oleh kolektor kondang Dr. Oei Hong Djien, pemilik Museum OHD, Kota Magelang. Dalam sambutannya Dr. Hong Djien mengatakan bahwa I Made Arya Dwita Dedok (Dedok) merupakan seniman yang telah melanglang buana, di mana lukisannya selalu mengangkat isu cinta lingkungan dan budaya.

"Maka kita perlu berterimakasih kepada Dedok, yang akhirnya juga mengadakan pameran di Magelang," kata OHD.

Namun demikian, Dr. Hong Djien mengajak masyarakat luas khususnya kepada masyarakat Magelang untuk mendukung para perupa dalam berkarya. Yaitu untuk mau menjadi kolektor lukisan dari para pelukis yang ada.

"Magelang ini sangat minim kolektor. Bila setiap rumah memajang dua lukisan saja, tentu akan membantu mereka para pelukis. Jadi jangan hanya kalender yang dipasang, cobalah lukisan, dan boleh setiap tahun diganti seperti kalender di rumah," kata kolektor karya dari berbagai pelukis ini.

"On Multiculturalism" dipilih menjadi tajuk pameran ini, secara prinsip mengarah cara Dedok "menyalakan kembali" nilai-nilai kebersamaan. Baik dalam perbedaan relasi sosial manusia dengan manusia, hingga metafor dan simbol-simbol "pengingat" yang menegaskan hubungan budaya yang harmonis.

Sementara Ketua Dewan Kesesian Kota Magelang, Muhammad Nafi mengungkapkan, melihat karya-karya Dedok memang terasa menggelitik, mengundang senyum dan jenaka.

"Penuh dengan kode-kode dan simbol-simbol yang mampu menarik kita masuk  ke suasana romantisme budaya atau kultur. Saling silang antara Bali, Jawa, dan pergaulan global," katanya.

Menurut Nafi, karya-karya Dedok memperlihatkan kesungguhannya dalam merespon isu-isu sosial kekinian dalam narasi-narasi visual yang banyak menghadirkan elemen-elemen budaya.

"Sebagai orang Bali yang lama tinggal di Jawa dan bergaul secara global, tentu Dedok sangat memahami bahwa budaya memiliki semangat maupun kekuatan untuk menjawab perkembangan zaman," pungkasnya.

Salah satu undangan yang hadir, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Magelang, Imam Baihaqi, S.Pd, M.Pd mengapresiasi pameran tunggal Dedok di Kota Magelang. Menurutnya kegiatan seperti ini dapat menambah khasanah seni di Kota Magelang khususnya dalam seni lukis.

Terkait tajuk pameran, Imam Baihaqi menilai tema multukultural sangat bagus, karena sang pelukis ini turut menyemai semangat multi budaya. Menurutnya, saat ini seni menjadi pemersatu, baik multi budaya, multi agama, dan perbedaan lain. Jadi dengan seni semua perbedaan bisa disatukan, tidak memandang perbedaan apa pun yang ada.

"Karena istilah persatuan itu adalah menyatukan perbedaan, bukan menyatukan yang sudah sama," ujarnya. (Narwan Eska)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Seni Selengkapnya
Lihat Seni Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun