Mohon tunggu...
Narwan Eska
Narwan Eska Mohon Tunggu... Jurnalis - Pemahat Rupadhatu

Berkelana di belantara sastra, berliterasi tiada henti

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Marsya Fadira, Pelajar yang Peduli Kelestarian Laut

13 September 2020   20:31 Diperbarui: 13 September 2020   20:32 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aksi siswi Kelas 8 Sekolah Cikal Setu, Marsya Fadira membersihkan sampah plastik di laut Mansinam dan laut Amborek, Papua. (foto: dok. Sekolah Cikal)

Sampah Plastik masih menjadi masalah utama bagi keberlangsungan hidup ekosistem laut di Bumi. Berdasarkan data World Bank's Indonesia Marine Debris Hotspots Rapid Assessment, setiap 20 menitnya sebanyak 10 juta ton sampah plastik dibuang di lautan Indonesia.

Kondisi yang sangat memprihatinkan ini mendorong Marsya Fadira, siswi Kelas 8 Sekolah Cikal Setu, Jakarta bertekad untuk menyelamatkan ekosistem laut Indonesia.

Upaya mulia itu pernah dilakukan bertepatan dengan peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI Ke-75 tanggal 17 Agustus 2020 lalu. Kegiatan yang dilakukan Marsya yaitu menyelam sukarela seraya membersihkan sampah plastik di laut Mansinam dan laut Amborek, Raja Ampat, Papua.

"Sejak aku kecil, aku menyukai binatang dan laut. Selain itu, aku juga menyukai Bumi yang sehat dan dalam kondisi baik di mana tidak ada sampah dan polusi di dalamnya. Jadi, saat aku mendengar ada misi penyelamatan ekosistem laut Indonesia tersebut, aku memutuskan untuk ikut serta dan membantu mereka untuk membersihkan laut. Dengan harapan bisa memulihkan ekosistem darat dan laut," tutur siswi yang bercita-cita menjadi arkeolog ini, Kamis (10/9/2020).

Selain menjalankan misi penyelamatan ekosistem laut, Marsya juga sudah sejak dini menggaungkan kampanye "Berhenti Menggunakan Plastik" mulai dari lingkungan terdekatnya. Baik keluarga, teman, tetangga hingga lingkungan sekolah sebagai upaya penyelamatan Bumi.

Bagi Marsya, Bumi adalah pusat kehidupan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Sehingga penting bagi manusia menyadari bahwa manusia tidak hidup sendirian di Bumi.

"Bumi adalah tempat tinggal dan pusat kehidupan yang diperuntukkan bagi manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup. Jadi, penting bagi kita untuk menyadari kita tidak hidup sendiri. Kita sebagai bagian dari bumi harus memulai hal-hal kecil yang dapat menyelamatkan Bumi." ucapnya. (Narwan Eska)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun