Ironisnya, moral itu justru lebih terancam ketika pengetahuan dasar tidak diberikan. Kita membiarkan generasi berikutnya berjalan di jalur yang gelap, berharap mereka bisa menemukan jalan sendiri tanpa lentera.
Ketakutan yang Tidak Beralasan
Salah satu alasan pendidikan seks ditolak adalah ketakutan bahwa membicarakan seks akan "membuka pintu" bagi perilaku yang dianggap tidak bermoral. Tapi, mari kita jujur, apakah benar demikian?
Penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seks yang komprehensif justru menunda aktivitas seksual pada remaja, meningkatkan penggunaan kontrasepsi, dan menurunkan angka kehamilan serta penyakit menular seksual.
Jadi, mengapa kita masih takut? Apakah karena kita tidak percaya pada anak-anak kita? Atau mungkin, kita sebenarnya tidak tahu bagaimana menjelaskan hal ini tanpa merasa canggung. Ketakutan ini lebih mencerminkan ketidaksiapan kita sebagai orang dewasa, bukan ketidakmampuan anak-anak untuk memahami.
Ketidaktahuan yang Membunuh
Mari kita bicarakan fakta. Di Indonesia, setiap tahun ribuan kasus kehamilan remaja dilaporkan. Sebagian besar dari mereka tidak pernah mendapatkan pendidikan seks yang memadai (lihat data di paragraf pertama).
Banyak dari mereka tidak tahu bagaimana cara melindungi diri atau memahami konsekuensi dari keputusan mereka. Ada pula yang menjadi korban pelecehan seksual karena tidak tahu bagaimana mengatakan "tidak" atau melaporkan pelaku.
Ketidaktahuan ini seperti racun yang perlahan membunuh. Membunuh mimpi, membunuh masa depan, bahkan membunuh kepercayaan diri generasi muda.
Dan yang paling tragis adalah, semua ini sebenarnya bisa dicegah. Tetapi, kita memilih untuk diam lagi-lagi, karena tabu.
Mengapa Kita Harus Berani Bicara?
Pendidikan seks bukan hanya soal biologis, tetapi juga soal emosi, relasi, dan tanggung jawab. Ini adalah bekal hidup yang penting, seperti halnya pendidikan keuangan atau pendidikan moral.
Anak-anak yang mendapatkan pendidikan seks yang baik akan lebih mampu menghargai tubuh mereka sendiri, memahami batasan, dan menjalin hubungan yang sehat.
Lebih dari itu, berbicara tentang seks secara terbuka membantu menghancurkan stigma yang selama ini membelenggu kita. Ini memberikan ruang untuk diskusi yang jujur dan mendalam, bukan hanya antara orang tua dan anak, tetapi juga di sekolah dan masyarakat.