Mulailah memfilter konten yang kamu konsumsi. Alih-alih mengikuti akun-akun yang membawa drama, carilah konten yang memberikan energi positif, motivasi, atau inspirasi. Secara perlahan, kamu akan merasakan perubahan suasana hati yang lebih tenang dan damai ketika kamu membuka aplikasi tersebut.
Langkah 2: Jangan Terlalu Terlibat dalam Drama Orang Lain
Selain dari media sosial, sumber drama lainnya adalah lingkungan sekitar baik itu teman, rekan kerja, atau keluarga. Seberapa sering kamu mendapati dirimu terlibat dalam masalah atau konflik yang sebenarnya bukan urusanmu?
Kita sering kali merasa berkewajiban untuk ikut campur ketika melihat orang-orang di sekitar kita bertengkar atau terlibat konflik. Padahal, campur tangan kita sering kali malah memperkeruh suasana.
Ada sebuah pepatah yang mengatakan, "Tidak semua api harus dipadamkan." Kadang-kadang, lebih baik membiarkan konflik orang lain mereda dengan sendirinya tanpa kita ikut campur.
Fokuslah pada hidupmu sendiri dan biarkan orang lain menyelesaikan masalah mereka sendiri. Ini bukan berarti kamu tidak peduli, tetapi lebih kepada memahami bahwa kamu tidak bisa (dan tidak harus) menyelesaikan setiap drama yang ada di dunia ini.
Sebaliknya, cobalah menjadi penonton yang bijak. Jika orang di sekitarmu terjebak dalam drama, tawarkan nasihat atau dukungan jika diminta, tapi jangan terlibat terlalu jauh. Beri mereka ruang untuk mengatasi masalahnya sendiri. Kamu akan merasa lebih damai karena tidak terbebani dengan drama orang lain.
Langkah 3: Mempraktikkan Mindfulness dalam Kehidupan Sehari-hari
Salah satu cara paling efektif untuk follow peace adalah dengan berlatih mindfulness. Mindfulness adalah tentang menjadi sadar penuh atas apa yang kamu rasakan, pikirkan, dan alami pada saat ini.
Alih-alih terjebak dalam emosi negatif atau drama yang sedang terjadi, mindfulness membantu kamu memusatkan perhatian pada apa yang benar-benar penting.
Pernahkah kamu merasakan bahwa drama sering kali terjadi karena kita terlalu bereaksi? Misalnya, saat seseorang memberikan komentar negatif atau provokatif, kita cenderung merespon secara emosional. Inilah yang sering kali memicu eskalasi drama.
Dengan mindfulness, kamu belajar untuk tidak bereaksi secara otomatis. Kamu bisa berhenti sejenak, menarik napas, dan menilai apakah situasi tersebut layak mendapatkan respon atau tidak.
Cobalah untuk lebih sadar dengan emosi yang muncul dalam dirimu. Apakah kemarahan itu berasal dari situasi yang nyata, atau hanya karena kamu terpancing oleh drama di luar sana? Dengan semakin sadar akan emosi sendiri, kamu akan lebih mudah untuk melewati konflik tanpa terseret ke dalam pusarannya.