Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Reorientasi Pendidikan Tinggi, Kuliah untuk Belajar, Bukan Sekadar Mencari Kerja

7 September 2024   12:24 Diperbarui: 7 September 2024   14:59 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi lulusan perguruan tinggi. (Thinkstock via Kompas.com)

Pergeseran paradigma ini bisa dikatakan problematik. Ketika kita hanya berfokus pada aspek ekonomi dari pendidikan, kita melupakan aspek penting lainnya: pengembangan diri. Seharusnya, kuliah tidak hanya tentang menyiapkan diri untuk bekerja, tapi juga membentuk individu yang berpikir kritis, adaptif, dan inovatif kualitas yang sebetulnya sangat dibutuhkan di dunia kerja.

Realitas Dunia Kerja, Tidak Sebatas Gelar

Salah satu alasan penting mengapa normalisasi kuliah untuk belajar perlu didorong adalah karena dunia kerja tidak hanya menilai seseorang dari gelar atau IPK semata. Banyak perusahaan, terutama di era modern, lebih menghargai skill set yang spesifik, kemampuan berpikir kritis, serta keterampilan interpersonal. 

Seseorang yang hanya mengandalkan gelar tanpa mengasah kemampuan ini bisa saja tertinggal di pasar kerja yang sangat kompetitif.

Di sinilah masalah besar terjadi. Mahasiswa sering kali terjebak dalam rutinitas belajar demi nilai, bukan untuk memahami atau menguasai materi yang sebenarnya dapat berguna dalam kehidupan nyata. Saat dunia kerja menuntut keterampilan praktis, lulusan yang hanya fokus pada gelar akan kewalahan ketika dihadapkan dengan tantangan di luar teori.

Salah satu contoh nyata adalah bagaimana mahasiswa teknik dan bahasa bisa saja lulus dengan nilai yang sangat baik tetapi kesulitan ketika dihadapkan dengan masalah riil di lapangan. Hal ini terjadi karena selama kuliah, orientasi belajarnya bukan untuk memahami ilmu secara mendalam, melainkan sekadar memenuhi standar nilai.

Membangun Mindset Belajar yang Sejati

Untuk memperbaiki masalah ini, kita harus mulai membangun mindset yang lebih sehat tentang kuliah. Langkah pertama adalah menggeser pandangan bahwa kuliah harus berorientasi pada hasil (pekerjaan), menjadi kuliah sebagai proses belajar yang dinamis. Artinya, mahasiswa perlu menyadari bahwa pendidikan adalah investasi jangka panjang yang lebih berfokus pada pengembangan diri daripada sekadar mencapai target karir tertentu.

Dalam konteks ini, belajar bukan hanya tentang menguasai teori di kelas, tetapi juga tentang memahami bagaimana ilmu tersebut dapat diterapkan di berbagai aspek kehidupan. 

Kuliah seharusnya menjadi arena di mana mahasiswa bebas mengeksplorasi minat, belajar berpikir kritis, dan membangun keterampilan yang relevan untuk kehidupan di luar kampus. Pendidikan tinggi adalah tentang bagaimana seseorang membangun dirinya sebagai pribadi yang utuh, bukan sekadar memenuhi kebutuhan pasar kerja.

Merangkul Pembelajaran sebagai Tujuan Utama

Normalisasi kuliah untuk belajar, bukan sekadar mencari kerja, juga akan membantu mengatasi ketidakpuasan yang dirasakan banyak lulusan. Jika seseorang masuk kuliah dengan ekspektasi bahwa proses pembelajaran itulah yang utama, bukan hasil akhirnya, maka kemungkinan besar mereka akan merasa lebih puas dengan apa yang mereka dapatkan.

Belajar adalah proses yang tidak pernah berhenti, dan jika ini yang menjadi orientasi utama, maka pekerjaan akan datang sebagai konsekuensi alami dari keterampilan dan pemahaman yang dibangun selama kuliah.

Namun, untuk mencapai perubahan ini, diperlukan dukungan dari banyak pihak. Institusi pendidikan, misalnya, harus mulai menekankan pentingnya pembelajaran yang mendalam dan aplikatif, alih-alih hanya berfokus pada pencapaian akademik semata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun