Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Lebih dari Sekadar Berdiri di Atas Kaki Sendiri

6 September 2024   21:35 Diperbarui: 6 September 2024   21:56 329
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi mandiri tapi tak sendirian | Image by Tribunews.com

Kita semua pasti pernah mendengar ungkapan "berdiri di atas kaki sendiri". Frasa ini sering kali digunakan untuk menggambarkan kemandirian, keberanian, dan kemampuan seseorang untuk bertahan hidup tanpa bergantung pada orang lain.

Namun, apa sebenarnya makna dari ungkapan ini dalam realitas kehidupan sehari-hari? Apakah kemandirian selalu berarti tak butuh bantuan orang lain, ataukah ada ruang untuk mengakui bahwa kita tetap membutuhkan dukungan dalam perjalanan hidup kita?

Kemandirian bukan sekadar soal mampu menghidupi diri sendiri secara finansial atau fisik, melainkan juga tentang memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan, bertanggung jawab atas pilihan hidup, dan mengatasi tantangan tanpa harus selalu mengandalkan orang lain.

Ketika kita bicara tentang berdiri di atas kaki sendiri, ada sebuah semangat untuk keluar dari zona nyaman, meninggalkan ketergantungan, dan berani mengambil risiko.

Namun, kemandirian ini tidak datang dengan mudah. Ada perjalanan panjang yang harus dilalui sebelum seseorang bisa benar-benar mengklaim bahwa mereka mampu berdiri di atas kaki sendiri. Proses ini melibatkan pembelajaran dari pengalaman hidup, kegagalan, dan pencapaian.

Bagi banyak orang, ide tentang berdiri di atas kaki sendiri mungkin terdengar ideal, namun realitasnya tidak selalu seindah yang dibayangkan. Kemandirian sering kali datang dengan harga yang harus dibayar.

Tekanan untuk selalu mandiri, terutama di tengah masyarakat yang memuja kesuksesan individu, dapat menimbulkan stres dan kecemasan. Tidak semua orang siap menghadapi tantangan hidup tanpa bantuan, dan itu adalah hal yang wajar.

Bagi mereka yang baru saja mulai hidup mandiri misalnya, seseorang yang baru lulus kuliah dan memulai pekerjaan pertama, atau seseorang yang baru menikah dan membangun rumah tangga sendiri, tantangan yang dihadapi bisa sangat berat.

Biaya hidup yang semakin tinggi, kebutuhan untuk menyeimbangkan karier dan kehidupan pribadi, serta tuntutan sosial untuk mencapai standar tertentu sering kali membuat seseorang merasa terbebani.

Selain itu, ada juga tantangan emosional yang perlu dihadapi. Berpisah dari keluarga atau lingkungan yang memberikan rasa aman, dan harus membuat keputusan besar sendiri, sering kali menimbulkan rasa cemas. Tidak jarang seseorang merasakan kesepian atau kehilangan arah ketika pertama kali mencoba hidup mandiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun