Mohon tunggu...
Narul Hasyim Muzadi
Narul Hasyim Muzadi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Language education

Belajar mencoret

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran Berharga dari Seorang Penyapu Jalan

16 Agustus 2024   13:46 Diperbarui: 16 Agustus 2024   13:52 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi penyapu jalan | Image by iStock

Pagi itu, saya memulai rutinitas lari pagi di taman kota dengan semangat seperti biasanya. Udara segar dan langit yang cerah menjadi teman yang setia, mengiringi langkah kaki saya yang bergerak cepat. Namun, setelah beberapa putaran, tubuh saya mulai merasa lelah. Saya memutuskan untuk beristirahat sejenak di bangku taman yang teduh, mengatur napas dan menikmati ketenangan pagi.

Saat sedang duduk, saya melihat seorang pria paruh baya sedang duduk di bawah pohon tak jauh dari tempat saya beristirahat. Di tangannya, ia memegang sebuah sapu besar, dengan seragam sederhana yang menandakan bahwa ia adalah seorang penyapu jalan. Saya menyapanya dengan ramah, "Pagi, Pak. Capek juga, ya?"

Ia menoleh dan tersenyum lebar, "Pagi, Pak. Iya, sedikit istirahat sebelum lanjut lagi." Dari senyumnya, saya merasakan kehangatan dan ketulusan yang jarang saya temui dalam interaksi sehari-hari. Kami pun mulai berbincang, pria itu adalah seorang penyapu jalan yang telah bekerja di taman ini selama lebih dari 20 tahun. Awalnya, obrolan kami ringan saja---tentang cuaca pagi itu, tentang bagaimana taman ini menjadi lebih ramai dari biasanya, dan tentang rutinitas pagi masing-masing. Namun, semakin lama kami berbicara, semakin saya terkesan dengan cara pandangnya yang sederhana namun begitu mendalam.

Ia bercerita bahwa meski pekerjaan ini terlihat biasa saja, ia selalu menemukan kebahagiaan di dalamnya. "Setiap pagi, saya bangun dengan perasaan bahwa saya punya peran untuk menjaga kebersihan tempat ini. Meski orang-orang mungkin tidak sadar, saya tahu pekerjaan saya penting," katanya sambil menatap hamparan taman yang hijau dan asri.

Kata-katanya membuat saya terdiam sejenak. Di tengah kehidupan yang sibuk, sering kali kita lupa bahwa kebahagiaan tidak selalu datang dari pencapaian besar, tapi dari bagaimana kita menghargai setiap hal kecil yang kita lakukan. Penyapu jalan ini tidak hanya bekerja untuk sekadar mencari nafkah, tapi ia menemukan makna dalam setiap sapuan yang ia lakukan di sepanjang jalan setapak taman ini.

Saya kagum dengan dedikasinya. "Tidak bosan, Pak, melakukan pekerjaan ini setiap hari?" tanya saya, ingin tahu apa yang membuatnya terus semangat. Ia menggelengkan kepala dan menjawab, "Bosan pasti ada, Pak. Tapi saya selalu ingat, kalau taman ini kotor, orang-orang tidak akan bisa menikmatinya. Lagipula, kalau saya tidak melakukan ini, siapa lagi?"

Jawaban itu begitu sederhana, namun memiliki kedalaman yang membuat saya merenung. Di dunia yang sering kali terobsesi dengan pencapaian dan status, pria ini menemukan makna dalam pekerjaannya yang terlihat sepele di mata banyak orang. Ia tidak mengeluh atau merasa rendah diri, justru sebaliknya, ia bangga dengan perannya. Kebersihan taman ini adalah hasil dari kerja keras dan tanggung jawab yang ia emban setiap hari.

Saya teringat bagaimana sering kali kita meremehkan pekerjaan-pekerjaan kecil yang ada di sekitar kita, padahal tanpa mereka, kehidupan kita tidak akan berjalan dengan nyaman. Saya bertanya lagi, "Apa yang membuat bapak tetap bersemangat menjalani pekerjaan ini setiap hari?"

Ia tersenyum, kali ini lebih lebar, dan berkata, "Saya senang melihat orang-orang bisa menikmati taman ini dengan nyaman. Setiap kali saya melihat jalan yang bersih, rasanya seperti melihat hasil kerja keras saya terbayar. Itu yang membuat saya merasa bahagia, Pak."

Mendengar itu, saya merasa seperti baru saja diberi pelajaran berharga tentang hidup. Terkadang, kita terlalu sibuk mengejar mimpi-mimpi besar, sampai lupa untuk menemukan kebahagiaan dalam hal-hal kecil yang kita lakukan setiap hari. Penyapu jalan ini, dengan caranya sendiri, telah mengingatkan saya bahwa setiap pekerjaan, berapa pun kecilnya, memiliki arti dan memberikan kontribusi penting bagi kehidupan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun