Surabaya -UNTAG- Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM) adalah sebuah inovasi yang dibuat oleh Kemendikbudristek dan diluncurkan sebuah kebijakan untuk mentransformasi sistem Pendidikan tinggi di Indonesia untuk menghasilkan lulusan yang lebih relevan. Serta merupakan kebijakan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, yang bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan yang berguna untuk memasuki dunia kerja. Kampus Merdeka memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah yang akan mereka ambil.
Adapun salah satu program MBKM yaitu MBKM Proyek Kemanusiaan dan Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya juga merupakan salah satu pelaksana MBKM dari sekian banyak Perguruan Tinggi di Indonesia. Salah satu mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya Nariswari Agnes Rasendria turut serta dalam kegiatan MBKM BKP Proyek Kemanusiaan di Pondok Pesantren Al-Ikhlas, Dusun Mulyorejo desa Dalegan Kecamatan Panceng Gresik.
Adapun program kerja yang dilakukan oleh mahasiwa ini yaitu Psikoedukasi mengenai "Penguatan Psikologis Anak Santri Untuk Mencegah Bullying" Tujuan dari program ini dilakukan ialah untuk mengurangi terjadinya aksi bullying atau perundungan di lingkungan pesantren. Dengan adanya aksi saling mendorong, menendang bahkan mengolok-olok antar santri membuat mahasiswa takut adanya perundungan yang lebih dari sekedar itu dan merugikan santri.
Karena perundungan atau pembullyan bisa menganggu psikologis anak dan kebanyakan efek dari perundungan atau pembullyan tersebut bisa sampai ke bunuh diri. Maka dari itu untuk mengurangi dan mencegah Tindakan pembullyan kami para mahasiswa membuat program kerja tentang psikoedukasi. Walaupun perundungan tersebut dianggap bercanda oleh anak anak santri tetapi tidak ada yang tahu bagaimana mental korban pembullyan tersebut dan apa yang mereka akan lakukan jika tidak kuat menghadapi keadaan tersebut.
Program psikoedukasi ini diikuti oleh 10 anak santri perempuan. Sebelum acara psikoedukasi ini dimulai maahasiswa memberikan lembar pretest terlebih dahulu ke anak santri lalu setelah itu mahasiswa menjelaskan materi terkait " penguatan psikologis anak santri untuk mencegah bullying ". Anak-anak santri memperhatikan dengan baik pada saat dijelaskan materi dan ada beberapa anak yang bertanya untuk menghindari kebosanan diadakan ice breaking atau permainan untuk mencairkan suasana agar tidak bosan, permainan yang digunakan yaitu menghitung dan anak-anak mengikuti dengan excited tidak lupa juga dengan hadiah yang sudah disiapkan untuk pemenang games. Lalu dilanjutkan materi lagi dan di akhir acara diberikan lembar post-test.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H