Kesempatan pula bagi kami untuk ramai-ramai mengisi baterai hp masing-masing.
Charge accu
Aku jadi jarang membaca seperti kebiasaan yang kulakukan selepas bekerja, dulu ketika tinggal di kota. Dani pun demikian. Aku sering kesal dengan mataku. Begitu lelah walau membaca baru sebentar, dengan disinari lampu senter hp. Dani kadang mengalah, head lamp yang dipakainya diserahkan padaku. "Pakailah. Aku yang pakai hp," katanya.
Tidak lama juga aku betah melingkarkan di kepalaku. Pusing kepala ini ditekan karet. Kalau sudah begitu, aku memilih tidur. Tidur selalu sore, bahkan sering sebelum pukul 20.
Dengar kabar, di dusun ada beberapa orang yang menerima layanan charge accu. Ketika ke Bangko untuk mengirim Kopi Luwak Lembah Masurai pesanan pelanggan kami, Dani pulang membawa oleh-oleh. "Buka isi tasku, Sayang," katanya.
Wah...aki! Aki merk Yuasa 10 Volt 12 Ah dibelinya di Bangko, 45 menit jalan kaki dan 3 jam bermobil di jalan aspal yang mengular bikin mabuk itu.
Saking semangat, sekalipun aku tahu Dani sangat lelah, diambilnya air aki, diisi, tes. Byarrr!!! Bukan main bahagianya. Lebih dari setahun malam tanpa lampu putih. Mataku bersinar, juga Dani. Lampu led 3 watt yang juga dibeli Dani di Bangko menyala terang. Terang betul betul terang! Terima kasih Edison!
Tidak sampai seminggu, lampu mulai redup dan semakin redup. "Besok kubawa ke Sungai Tebal," ujar Dani. Kami kembali lagi ke lampu awal, hp senter dan head lamp!
Mengisi aki bisa ditunggui, tapi terlalu lama. Berjam-jam. Biasanya aki diantar, esok hari baru diambil. Ongkosnya Rp. 10.000 sekali ngecas. Aki yang penuh dayanya bisa kami pergunakan seminggu --di hari-hari akhir sudah redup tentunya, dinyalakan hanya ketika kami makan malam, lalu ketika membaca buku sekira 2 jam.
Panel Surya
Mana tahu lah aku soal voltage, ampere, watt peak (WP). Listrik bagiku yang orang kota, semua tinggal tancap, nyala, tinggal klik, nyala. Itu saja.