Setelah sesi seminar selesai, mereka melanjutkan kegiatan dengan campus tour. Para siswa diajak berkeliling ke berbagai fakultas, perpustakaan megah, dan laboratorium. Mereka bahkan sempat mengunjungi salah satu asrama mahasiswa. Reza, yang bercita-cita menjadi dokter, tampak sangat tertarik ketika mereka mengunjungi Fakultas Kedokteran.
“Lihat ini, alat-alat medisnya canggih banget!” Reza berseru, kagum melihat berbagai peralatan di laboratorium praktikum.
Ali, yang sebelumnya tidak terlalu yakin akan pilihannya, mulai merasakan ada daya tarik tersendiri dari kehidupan kampus. Ia mengamati bagaimana para mahasiswa tampak mandiri dan penuh tanggung jawab. Di perpustakaan, ia melihat beberapa mahasiswa yang duduk sambil mengerjakan tugas dengan serius, sementara di sudut lain ada yang tengah berdiskusi dengan teman-temannya.
Saat hari mulai sore, tour mereka berakhir di lapangan luas di tengah kampus. Bu Intan mengumpulkan mereka kembali dan menutup kegiatan dengan pesan yang mendalam.
“Nak, kampus ini mungkin hanya satu dari banyak pilihan, tapi ingat, belajar dan menuntut ilmu itu bisa di mana saja. Kalian hanya perlu memilih tempat yang sesuai dengan minat dan potensi kalian,” katanya sambil tersenyum.
Perjalanan pulang ke Bandung terasa lebih tenang. Masing-masing siswa tenggelam dalam pikirannya. Rika membayangkan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa, Reza sudah membayangkan dirinya memakai jas putih dokter, dan Ali, meskipun tidak mengatakannya, mulai merencanakan masa depannya dengan lebih serius.
Study visit itu mungkin hanya satu hari, tapi pengalaman yang mereka dapatkan akan mereka bawa sebagai motivasi untuk melangkah lebih jauh lagi di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H