Kereta api adalah jenis transportasi yang umum ditemukan di setiapnegara baik negara maju maupun negara berkembang. Di negara maju seperti Singapura, Jepang, Korea, dan negara-negara lain di Benua Eropa, sarana transportasi kereta api sangatlah diminati oleh masyarakat. Selain harga tiketnya terjangkau, fasilitas-fasilitas yang ditawarkanpun sangat menunjang mulai dari tempat yang nyaman, aman, cepat, ketepatan waktu tibanya kereta maupun pemberangkatan, masyarakatpun tidak perlu berlarian mengejar kereta karena ketinggalan sebab setiap tiga menit sekali selalu ada kereta lain yang siap mengantarkan sampai ke tujuan. Selain itu, pengguan jasa kereta api tidak perlu mengantri sampai tidur di stasiun untuk mendapatkan tiket.
Seperti di negara maju, sarana transportasi kereta api juga banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Namun mungkin bedanya di Indonesia, sarana trasportasi kereta api memiliki banyak peminat sebab hanya itu satu satunya yang dapat terjangkau oleh masyarakat. Jika kita cermati, banyak masyarakat yang rela antri sampai menginap di depan loket kereta api untuk mendapatkan tiket kereta tujuannya, terutama pada hari-hari tertentu. Mestinya bukan karena saking gemarnya mereka naik kereta api yang sering telat, kotor dan tidak aman tetapi hal ini dilakukan demi mendapatkan tiket kereta yang kapan saja bisa habis.
Sangat biasa kiranya terdengar berita bahwa banyak tindak kriminal di kereta api, kereta api yang sering telat, gerbong yang kotor dan tidak terawat, kecelakaan kereta karena kelebihan muatan dan hal-hal buruk lainnya. Meski fasilitas yang diberikan pada pengguna jasa kereta api tidak bisa dikatakan baik, namun tetap saja masyarakat setia mengguanakan jasa kereta api.
Menilik fenomena ini, harusnya pemerintah sensitif. Banyak masyarakat Indonesia yang masih tetap menggunakan jasa kereta api meski keadaanya caruk maruk seperti sekarang ini. Bayangkan jika keadaan kereta api dan stasiun senyaman di negara maju, tentu saja akan makin banyak peminat kereta api. Selain hal ini dapat mengurangi kemacetan, mengurangi polusi udara, menghemat bahan bakar dan tentu saja akan menambah pendapatan negara. Jika sudah begini, kan semua pihak merasa diuntungkan.
Penambahan armada kereta api, sarana pra sarana dan pegawai kereta api mungkin akan membebani di awal, namun ini akan lebih besar keuntungannya dari pada kerugiannya. Tengok saja, jika armada dan pegawai ditambah serta stasiun direnovasi maka akan mengurangi jumlah pengangguran dengan perekrutan pegawaibesar-besaran. Bukankah ini lebih baik dari pada para penggangguran melakukan tindak kriminal di dalam kereta api? Pemerintah seharusnya lebih dapat mengembangkan jaringan kereta api sebagai solusi transportasi massal yang dapat mengurangi beberapa permasalahan di negeri ini.
Namun, bukan hanya pemerintah saja yang harus bergerak. Tetapi kesadaran masyarakat untuk tidak melakukan vundalisme terhadap fasilitas yang telah ada menjadi hal yang amat penting.
Oleh : Nareisywari YK
Mahasiswi FKM UNDIP Semarang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H