Mohon tunggu...
ABAS YUDHA
ABAS YUDHA Mohon Tunggu... -

human

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siap Mengemban Amanat

28 Februari 2012   13:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:47 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Fernando Armindo Lugo Méndezmenolak untuk digaji sejak ia menjadi Presidan Paraguay tanggal 15 Agustus 2008 lalu. Pak Lugo yang juga mengagumi pemikiran Bung Karno ini menjadi satu-satunya presidan yang bekerja secara sukarela. Sungguh luar biasa bukan?

Perdana Menteri Jepang Naoto Kan secara sukarela mengundurkan diri pasca Gempa dan Tsunami yang melanda Jepang Maret 2011. Setelah mendapat kecaman bertubi tubi dari berbagai pihak, akhirnya beliau mengundurkan diri. Mungkin hampir sama seperti Pak Harto kala itu.

Presiden Perusahaan Kereta Api Hokkaido di Jepang, Naotoshi Nakajima bunuh diri karena terjadi kecelakaan kereta api. Padahal ini bukan kecelakaan yang berat. Ada 35 orang luka-luka dalam kecelakaan itu namun tidak ada yang meninggal dunia. Ia merasa bersalah atas terjadinya kecelakaan kereta api pada Mei 2011.

Choi Joong-kyung adalah menteri Korea Selatan yang bertanggung jawab atas layanan energi. Ia mengundurkan diri karena merasa bersalah atas kejadian mati listrik pada tanggal 15 September 2011yang mengakibatkan pelaku industri menderita gangguan produksi, banyak orang terjebak di elevator, lalu-lintas pun kacau karena lampu merah padam.

(dari berbagai sumber)

Yang saya tangkap dari tokoh-tokoh diatas bukan keberanian bunuh diri, tidak terima gaji atau mengundurkan diri dari jabatan. Bukan bukan, bukan semua itu. Tapi essensi yang terpenting menurut saya adalah tanggung jawab mereka yang begitu besar. Dari tindakannya, beliau-beliau ini menunjukan bahwa mereka bekerja tidak untuk main-main, mengejar status sosial, apa lagi untuk memperkaya diri. Mereka benar-benar menunjukan pengapdiannya untuk rakyat.

Dan yang perlu untuk bertanggung jawab terhadap kewajibannya bukan hanya para pemimpin, tetapi setiap individu harus memiliki rasa tanggung jawab yang benar. Jangan hanya rajin menuntut menuntut dan menuntut tapi mari kita semua berkontribusi. Meski hanya dalam bentuk tindakan yang kecil, namun jika dikerjakan oleh banyak orang ah alangkah indahnya.

Opini by : N. Yudha

FKM UNDIP

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun