Minuman ini merupakan ramuan tradisional asli indonesia yang akrab di telinga masyarakat kita karena khasiat yang di hasilkan dan mudah nya cara pembuatan serta mendapatkan bahan bahan.
Namun bagi sebagian orang, termasuk anak anak, jamu memiliki stigma yang kurang disukai termasuk rasa dan baunya sehingga beberapa jamu di modifikasi dengan penambahan beberapa bahan untuk memperbaiki rasa dan bau tersebut agar lebih mudah diterima lidah anak anak yang mengkonsumsinya.
"Disini kami mengenalkan Jamu Sinom, memiliki manfaat menyegarkan tubuh, melancarkan peredaran darah, membantu proses detoksifikasi, melancarkan buang air besar, dan keunggulan Jamu ini adalah rasa yang enak untuk anak anak" ungkap Rendra.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat jamu sinom sendiri sangat mudah, yaitu Daun Sinom, Asam Jawa, Kunyit, Gula Merah, dan Sedikit Garam. Cara membuatnya pun cukup mudah, siapkan air yang sudah mendidih lalu masukkan semua bahan sesuai dengan yang dibutuhkan. Gunakan garam sedikit saja untuk menyeimbangkan rasa. Setelah jamu berwarna kuning kecoklatan, saring dan pindahkan ke wadah minum untuk dikonsumsi dengan disajikan dingin lebih nikmat.
SERUNYA MENANAM TOGA
"Dalam Mendukung jalannya program jangka panjang untuk panti, maka kami juga mengakrabkan anak anak panti dengan cara menanam beberapa tanaman yang disebut diatas untuk selanjutnya bisa dilakukan oleh pengurus pantinya" terang Rendra.
Polybag berukuran 12x12 tanah, media tanah, dan beberapa rimpang tanaman yang digunakan sudah dalam keadaan dipotong agar anak anak mudah dalam menanam. Cara menanamnya pun cukup mudah yaitu membenamkan rimpang tanaman kira-kira 5 cm dibawah permukaan tanah kemudian disiram dengan air merata keseluruh permukaan tanah.
Lakukan penyiraman rutin setiap pagi dan sore agar pertumbuhan tanaman maksimal, secukupnya saja dan jangan sampai air menggenang karena rimpang akan membusuk. Apabila sudah sesuai dan merawat dengan baik, perkiraan tumbuh sekitar 1 bulan sejak pertama kali di tanam.
Panen untuk tanaman ini sendiri bisa dilakukan sekitar 7 sampai 8 bulan ditandai dengan berubahnya warna daun yang Hijau menjadi kuning bahkan layu sehingga diharapkan rimpang yang panen tidak kusut, sehat, tidak cepat membusuk, beratnya ideal, dan tetap segar meskipun disimpan dalam waktu yang lama.
"Kami berharap semoga program-program ini bisa membantu meringakan beban panti di masa pandemi karena kesehatan anak yang sangat penting di jaga dan diperhatikan dimulai dari hal yang paling mudah ditemukan di sekitar, yaitu pemanfaatan tanaman obat ini " kata Rendra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H