Mohon tunggu...
Narendra Ardhana
Narendra Ardhana Mohon Tunggu... Akuntan - ODHA

(bukan nama sebenarnya) tidak ada yang berbeda dengan saya, saya hanya seorang pengidap HIV (ODHA) yang terdiagnosa sejak awal 2014 ketika berusia 26 tahun dan menjalani terapi ARV hingga saat ini. Masih aktif bekerja full time sebagai back office, sedang belajar berwirausaha dan tidak di bawah naungan suatu lembaga atau yayasan sosial ODHA. Bagi yang ingin sekedar berbagi cerita, saran dan kritik bisa melalui email narendra.ardhana@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebelum Senja

14 Mei 2017   18:40 Diperbarui: 14 Mei 2017   18:43 462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Jalan setapak lurus yang kulalui ratusan kali
Dalam terik surya tengah hari
Dan dalam temaram sebelum senja hadir
Meski sendiri aku tak merasa sepi
Tak harus menjadi siapapun yang tak kusukai
Dalam pribadi dan jati diri

Inilah aku
Berjalan dalam garis baku
Yang harus aku ulangi setiap waktu
Tapi aku tak mau mengaduh
Biar kusimpan isi hatiku
Dan air mata yang tak lagi mau jatuh

Jangan ucapkan kasih karna aku hanya ingin sendiri
Jangan ucapkan cinta karna aku tak mau bermain drama
Jangan ucapkan sayang karna tak lagi kubiarkan diriku meradang
Jangan menahan karna sebelum senja aku akan pulang

Bila sangkakala berbunyi siap tak siap aku akan berangkat
Tugas yang mungkin tak terselesaikan akan kutinggalkan
Tapi sebelum senja aku masih tetap berjuang
Mengulang kata meski kau bosan
Memutuskan tetap tinggal dalam persimpangan

Inilah aku
Yang tak mau lagi berkabung
Walau tak tahu apakah esok kan mendung
Tapi aku tahu dimana harus bernaung
Bawalah aku pulang untuk berlindung

Ajarkan aku berbahasa
Meski aku memilih untuk tetap bungkam
Demi sesuatu yang kurindukan
Sebelum pusara terpendam
Tetaplah hidup dan berjalan
Meski aku tak lagi kau kenang

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun