Mohon tunggu...
Sunardi Sungai Lilin
Sunardi Sungai Lilin Mohon Tunggu... -

Guru IPA Fisika SMPN 1 SUngai Lilin MUBA Sum-Sel yang mencoba untuk selalu belajar untuk meningkatkan kompetensi untuk menjadi seorang guru yang profesional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Wahai Guru Indonesia ! “Mari Tunjukan Jati Diri Kita !”

29 Juli 2010   07:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:30 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Membaca di Buana Sumsel.com bahwa penerimaan Peserta DidikBaru 2010/2010 di Pelembang dijadikan ajang KKN yakni kunci jawaban di jual belikan sampai Rp.8 juta untuk sekolah tertentu dan sekolah di pinggiran kota palembang itu mencapai Rp 3 juta membuat hati saya berdesir. Betapa tidak, ulah para oknum guru/kepala sekolah tersebut jelas mencoreng muka para pendidik. Padahal itu hanyalah oknum yang menurut penulis sama sekali tidak mencerminkan kondisi guru yang sebenarnya.

Sebuah kenyataan menunjukkan bahwa guru di Indonesia (termasuk di Sumsel) walaupun hampir semua kebijakan tentang pendidikan bernuansa politis, namun para guru masih konsisten melaksanakan tugasnya untuk mendidik anak bangsa walaupun gaji guru di Indonesia masih relatif kecil. Sepulang mengajar, guru masih bekerja di rumah untuk membuat soal evaluasi, mengoreksi hasil evaluasi, menganalisis hasil evaluasi, membuat bahan ajar dan perangkat pembeajaran untuk dilaksanakan esok harinya. Sungguh pekerjaan yang teramat berat dan menyita waktu dan fikiran. Apalagi dengan kebijakan sekolah gratis yang menimbulkan opini masyarakat bahwa sekolah tidak perlu biaya membuat sekolah dan guru harus bersikap hati-hati dalam mengambil kebijakan sekolah. Kebijakan sekolah gratis di satu sisi memang bermanfaat bagi masyarakat yang kurang mampu, namun di sisi lain memiliki dampak negatif bagi dinamika pendidikan pada satuan pendidikan (sekolah). Bahkan kreatifitas guru nyaris terpasung dengan dilarangnya sekolah menjual buku, meskipun itu buku buatan guru sendiri yang sebanarnya lebih sesuai dengan kondisi sekolahnya. Padahal harga buku di Toko Buku jauh lebih mahal. Namun bagi guru, kita tetap harus menunjukkan bahwa guru adalah jabatan profesional yang tidak tergantung atas kepentingan politik penguasa. Seharusnya guru tetap memiliki jati diri sehingga membuat guru tetap mulia bermartabat dan berwibawa. Jati Diri guru harus ditunjukkan melalui pandangan bahwa :

1.Guru harus memandang bahwa ilmu pada hakikatnya bersumber dari Tuhan Allah SWT.

Dalam Alqur’an saat Adam menyebutkan nama nama benda dia berkata Subhanaka La ‘ilma lana illa ma ‘alamtana. Yang artinya “Tidak ada pengetahuan yang kami miliki kecuali yang Engkau ajarkan kepada kami”. Ketika guru memandang bahwa ilmu yang diajarkan bersumber dari yang menciptakan, maka guru sebagai pentransfer ilmu adalah penerus ajaran Allah SWT.

2.Guru berpendapat bahwa Ilmu yang di ajarkan adalah ilmu yang bermanfaat merupakan amalan yang tiada putus-putus sekalipun dia meninggal dunia.

Dalam hadits, Rosulullah bersabda :

Idza matabnu adama inqatha’a ‘amaluhu illa min tsalatsin: shodaqatin jariyatin, au ‘ilmu yuntafa’ahu bihi au waladun sholihun. Bahwa ketika anak adam (manusia) meninggal dunia maka akan terputus amalnya kecuali sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak yang sholih yang mendo’akan kedua orang tuanya.

3.Guru adalah profesi yang paling mulia

Dalam hadits, Rosuluulah bersabda : Qun ‘aliman, au muta’aliman, au mustami’an, au muhibban wala taqun khomitsan. Yang artinya jadilah kamu yang mengajarkan ilmu, atau yang menuntut ilmu, atau yang mendengarkan ilmu, atau yang mencintai ilmu. Janganlah kamu menjadi orang yang kelima.

Hadits ini menisyaratkan bahwa yang utama menjadi penyampai ilmu (guru), kalau tidak menjadi guru yang mengajarkan ilmu maka menjadi penuntut ilmu, mendengarkan ilmu atau mencintai ilmu.

4.Dengan ilmunya, derajat guru akan diangkat oleh Allah SWT.

Dalam Alqur’an diakatakan bahwa Allah akan mengangkat derajad orang yang beriman dan berilmu beberapa derajad. Artinya keimanan di sejajarkan dengankeilmuan.

5.Rezki yang dicari dengan halal adalah barokah.

Keyakinan ini akan berimplikasi kepada kepribadian guru untuk tidak melakukan kegiatan pencarian rezki dengan cara-cara kotor seperti memperdagangkan kunci saat Ujian Nasional ataupun Penerimaan Peserta Didik baru (PPDB). Banyak kasus seperti ini yang kita baca di media massa maupun media elektronik.

Semoga kita sebagai guru tetap konsisten dengan profesi kita ini, selalu memberikan yang terbaik buat anak bangsa. Saudaraku, kita punya “Jati diri”.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun