Narda Syayida Falah
Dosen Pengampu: Risyah aprimayanti s.i.p m.i.p
Mata Kuliah: Pembangunan Kapasitas Pemerintahan
Kabupaten Cianjur, dengan beragam wilayah dan tingkat perekonomian penduduknya, menghadapi tantangan signifikan dalam hal kesenjangan digital. Akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi (TIK) yang tidak merata berdampak langsung pada aksesibilitas layanan publik. Â Artikel ini akan membahas isu kesenjangan digital di Kabupaten Cianjur dan kaitannya dengan akses layanan publik, Â menganalisis faktor-faktor penyebabnya, serta memberikan beberapa rekomendasi solusi.
Â
Kesenjangan digital didefinisikan sebagai perbedaan akses, penggunaan, dan pemahaman teknologi informasi dan komunikasi antar individu, kelompok, atau wilayah. Â Teori kesenjangan digital seringkali mengacu pada model digital divide yang menggambarkan perbedaan kemampuan individu dalam memanfaatkan teknologi untuk berbagai keperluan, termasuk akses informasi dan layanan publik. Â Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kesenjangan digital meliputi akses infrastruktur (internet, perangkat keras), keterampilan digital (literasi digital), dan faktor ekonomi (kemampuan finansial untuk membeli perangkat dan berlangganan internet). Â Akses yang terbatas terhadap TIK berdampak pada partisipasi masyarakat dalam pembangunan, Â keterbatasan akses informasi, dan kesulitan dalam mengakses layanan publik secara online.
Di Kabupaten Cianjur, kesenjangan digital terlihat jelas antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Â Wilayah perkotaan cenderung memiliki akses internet yang lebih baik dan tingkat literasi digital yang lebih tinggi dibandingkan dengan wilayah pedesaan. Â Hal ini menyebabkan perbedaan akses terhadap layanan publik online, seperti pendaftaran kependudukan, pembayaran pajak, dan akses informasi kesehatan. Â Selain infrastruktur, faktor ekonomi juga berperan besar. Â Banyak warga di daerah pedesaan memiliki keterbatasan ekonomi untuk membeli perangkat elektronik dan berlangganan internet. Â Kurangnya keterampilan digital juga menjadi kendala, Â mengakibatkan kesulitan dalam menggunakan layanan publik online meskipun akses internet tersedia. Â Akibatnya, warga di daerah terpencil seringkali harus menempuh perjalanan jauh dan menghabiskan waktu serta biaya yang lebih besar untuk mengakses layanan publik secara offline.
Â
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya sosialisasi dan pelatihan penggunaan teknologi digital bagi masyarakat, terutama di daerah pedesaan. Â Pemerintah Kabupaten Cianjur perlu meningkatkan upaya untuk mengurangi kesenjangan digital ini dengan cara meningkatkan infrastruktur TIK di daerah terpencil, Â memberikan pelatihan dan pendidikan literasi digital kepada masyarakat, Â serta menyediakan layanan publik yang lebih inklusif, baik online maupun offline. Â Program-program pemberdayaan ekonomi masyarakat juga penting untuk meningkatkan kemampuan finansial mereka dalam mengakses teknologi.
Kesenjangan digital di Kabupaten Cianjur memiliki dampak signifikan terhadap akses layanan publik. Â Untuk mengatasi hal ini, dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat. Â Peningkatan infrastruktur TIK, Â program literasi digital, Â dan layanan publik yang inklusif merupakan kunci untuk mengurangi kesenjangan digital dan memastikan akses yang adil terhadap layanan publik bagi seluruh warga Kabupaten Cianjur. Â Dengan demikian, Â tujuan pembangunan yang berkelanjutan dan pemerataan kesejahteraan dapat tercapai.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI