Saya menulis artikel ini setelah saya mendengar cerita teman saya yang menyedihkan bin kasihan. Bagaimana tidak sedih, pria itu sudah dipacarinya sejak bangku Menengah Pertama hingga bangku Menengah Atas. Namun tak ada angin tak ada hujan, tetiba saja sang pria menikahi wanita lain bahkan tanpa kata putus.
Lantas, jika si pria sudah berniat untuk mempersunting wanita lain, bukankah secara otomatis hubungan mereka sudah berakhir?
Tidak mungkin, kan, si pria berstatus sebagai suami orang sekaligus pacar si doi. Bisa berabe nanti.
Yang membuat batinku ikut teriris, dia sama sekali belum bisa melupakan orang itu dan masih terus menunggunya untuk kembali.
Kalau begitu terus, bagaimana bisa dia membuka hatinya lagi untuk sosok yang baru?
Siapa juga yang mau pacaran dengan orang yang masih dibayang-bayangi masa lalunya. Ya, mungkin ada, sih, tapi lama kelamaan jadi makan ati juga dan bisa berujung pada perpisahan.
Seperti lagunya Armada: "Aku punya ragamu, tapi tidak hatimu ...."
Sakit banget, kan? Akhirnya, malah  jadi gilirannya dia yang nyakitin cowok-cowok di luar sana. Inilah yang dinamakan 'korban pelampiasan'.
Masalahnya adalah:Â Kok, mau, sih, pacaran lama-lama kalau tidak ada kejelasan hubungan?
Mau emang digantung terus-terusan?