Mohon tunggu...
Naraya Syifah
Naraya Syifah Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Penggembala Sajak

Tidak ada yang istimewa dari Naraya Syifah, ia hanya seorang gadis kampung yang sederhana, putri sulung dari keluarga sederhana yang disimpan banyak harapan di pundaknnya. Ia memiliki kepribadian mengumpulkan sajak di pelataran rumahnya. Pernah tergabung dalam beberapa komunitas literasi dan alhamdullilah saat ini sebagai penggerak literasi di kabupaten Subang. Ia menjalankan komunitas Pena Cita bersama teman-teman sehobinya. Kecintaannya pada literasi menghantarkannya sampai di sini. Semoga awal yang baru ini dapat lebih mengembangkan tulisannya dan merubah hidupnya. Selain menulis ia juga tergila-gila dengan K-drama yang dapat menginspirasi nya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ujian Tengah Semester

14 Juli 2022   10:13 Diperbarui: 1 Oktober 2022   21:11 1114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penampakan sebelum ujian (dokpri)
Penampakan sebelum ujian (dokpri)

Mereka terbangun membersamai merdunya kidung azan
Rela dikuliti dingin lalu bermohon restu Tuhan
Diaisnya tiket ujian dengan harga jutaan
Jika ia tanggalkan, ia tak dapat membuka gerbang yang dijaga agar tak kemalingan

Mereka berlarian berebut kursi belakang
Berlomba-lomba hapalan
Sibuk siapkan strategi
dan beragam misi

Ada yang memegang misi mutualisme
Ada yang menulis perjanjian tanpa materai
Ada yang bergelut sendirian dengan pikirannya
Ada yang bergosip sana-sini
Ada yang diam-diam mengintip kitab sakti

Ada yang memakan gorengan yang baru dibelinya di warung depan
Ada yang meminum susu agar pintar menjawab soal
Ada yang sibuk di pojokan sambil berpura-pura tidur padahal sedang mengingat mantra ujian
Ada yang santai di depan sambil berpura-pura menguping
Ada juga yang membuka kelas gratisan

Tibalah sang profesor membagi pertanyaan
Matilah kau!
Kini, jantungmu dihujam cemas
Menjambak rambut frustrasi
Memaki diri sendiri
Sedang matanya terus mengamati
Siasatmu hancur lebur
Salah siapa kau sibuk mengisi daya gadget
Bukan daya ingat

Subang, 13 Juli 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun