"Sebentar lagi Pak ganteng mau masuk," ucap salah salah satu siswi di kelasku.
Iya. Begitulah sapaan kami untuk salah satu guru yang kebetulan sedang menjalankan KKN di sekolahku. Dia adalah bintang dari mahasiswa KKN yang lainnya. Namanya menjadi perhatian seluruh siswi khususnya di kelasku berkat parasnya yang tampan dan kepiawaiannya dalam mengajar.
Aku pun menyadari bahwa Tuhan telah menciptakan makhluk sesempurna ini. Seakan Dia menciptakannya sambil tersenyum. Dan entah kapan sejak aku memulainya, kehadirannya di sini tak pernah lepas dari perhatianku. Toh, tidak salah, kan jika seorang murid mengagumi gurunya sendiri. Hanya sebatas itu.
Seiring berjalannya waktu, entah hanya perasaanku saja atau aku yang terlalu berlebihan, tetapi dia selalu membuat aku merona dengan sikapnya. Caranya menyebut namaku, caranya memanggilku di dalam kelas, juga bagaimana dia yang terus mengandalkanku dalam hal apapun di sekolah.
Apakah aku terlalu lebay jika aku mengatakan bahwa hatiku berdebar karena itu?
Dia membuatku berharap kepadanya secara tak langsung.
Suatu hari, aku menatap notif pesan yang masuk ke whatsApp-ku yang ternyata adalah dirinya. Aku mengulum senyumku sendiri hingga aku terus menatapnya berulang-ulang jika ini bukanlah mimpi.
Assalamualaikum ... Laras, ini dengan Pak Alif.
Hatiku berdegup kencang hanya karena satu pesan darinya. Lantas aku kemudian membalasnya.