Mohon tunggu...
Naraya Syifah
Naraya Syifah Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Penggembala Sajak

Tidak ada yang istimewa dari Naraya Syifah, ia hanya seorang gadis kampung yang sederhana, putri sulung dari keluarga sederhana yang disimpan banyak harapan di pundaknnya. Ia memiliki kepribadian mengumpulkan sajak di pelataran rumahnya. Pernah tergabung dalam beberapa komunitas literasi dan alhamdullilah saat ini sebagai penggerak literasi di kabupaten Subang. Ia menjalankan komunitas Pena Cita bersama teman-teman sehobinya. Kecintaannya pada literasi menghantarkannya sampai di sini. Semoga awal yang baru ini dapat lebih mengembangkan tulisannya dan merubah hidupnya. Selain menulis ia juga tergila-gila dengan K-drama yang dapat menginspirasi nya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisiku Jadi Gelandangan

5 Juli 2022   18:48 Diperbarui: 12 Juli 2022   21:25 87
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepotong sabit ditelan gulita malam
Aku masih menanti balasan puisiku yang bertandang ke rumahnya yang tak jua pulang
Di tengah ramainya bisik gemintang membicarakanku
Aku masih meracik diksi untukmu sebagai menu sarapan esok pagi

"Setelah sekian lama diabaikan apa kau tidak cukup bodoh untuk menanggalkan?" bisik daun jambu tua yang berselayang di bahuku pagi ini

Aku terlalu malu untuk bicara
Pada dedaun yang senantiasa
Menghantarkan salamku

Semenjak malam rajin menguping
Bergosip bersama bebintang dan angin
Diramaikan kicauan burung gereja yang berpura-pura tidur di dahan-dahan

Aku semakin beringas menoreh luka
Kala puisiku berlarian tunggang langgang sambil menangis
Lalu bertelanjang berlarian di tengah jalan
Aku semakin gila menggempur pertahanannya
Akan kuhancurkan rumah bergembok pongah itu
Aku tak ingin puisiku jadi gelandangan

Subang, 17  juni 22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun