Mohon tunggu...
Naraya Syifah
Naraya Syifah Mohon Tunggu... Penulis - Perempuan Penggembala Sajak

Tidak ada yang istimewa dari Naraya Syifah, ia hanya seorang gadis kampung yang sederhana, putri sulung dari keluarga sederhana yang disimpan banyak harapan di pundaknnya. Ia memiliki kepribadian mengumpulkan sajak di pelataran rumahnya. Pernah tergabung dalam beberapa komunitas literasi dan alhamdullilah saat ini sebagai penggerak literasi di kabupaten Subang. Ia menjalankan komunitas Pena Cita bersama teman-teman sehobinya. Kecintaannya pada literasi menghantarkannya sampai di sini. Semoga awal yang baru ini dapat lebih mengembangkan tulisannya dan merubah hidupnya. Selain menulis ia juga tergila-gila dengan K-drama yang dapat menginspirasi nya dalam menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sementara Ini

27 Juni 2022   18:58 Diperbarui: 27 Juni 2022   19:00 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sementara ini jangan mengajariku perihal cinta
Materi kemarin yang kau ajarkan padaku belum tuntas kupahami
Sementara ini jangan membacakanku perihal rindu
Luka yang kau berikan kemarin masih mengendap di pencernaanku

Sementara ini jangan menghidangkan apapun di atas meja makanku
Potongan puisi yang kau suguhkan kemarin belum habis ku kunyah
Bibirku masih berdarah
Terobek durinya

Sementara ini jangan mengirimiku pesan apapun
Cerita kemarin yang kau berikan untukku
Masih ada berlembar-lembar yang belum habis ku baca
Aku tak sudi lagi
Memandang air mataku mengguyur tanah
Meski menumbuhkan rerumputan yang gersang

Sementara ini
Pergilah merantau ke rumah hati yang lain
Yang pondasinya lebih kuat
Dari rumah hatiku

Subang, 17 Juni 22

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun