dalam memasuki tahun baru, banyak orang yang menginginkan hal2 yg juga baru. seperti visi baru, suasana baru, pengalaman baru, atau hubungan pertemanan baru…
sehingga urusan2 di 2010 yang “unfinished” pun sangat ingin ditinggalkan. seperti kata salah seorang teman saya, “biarlah masalah di tahun 2010 tetap berada di tahun itu, tidak terus terusan terbawa sampai di tahun 2011″.
Ya! tampaknya memang lebih enak saat kita dapat menyelesaikan semua masalah di tahun lalu, dan memasuki tahun baru sebagai sosok yang baru pula! sebagai sosok yang lebih optimis, ceria dan semangat. Namun, pertanyaan disini adalah, apakah kita memang selalu dapat menyelesaikan segala unfinished businesses tersebut? bagaimana jika unfinished businesses itu juga menyangkut orang lain, yang dia belum punya itikad untuk menyelesaikannya? Apakah kita harus selalu menunggu orang tersebut??
hmm, terlalu berharga waktu kita jika hanya digunakan untuk menunggu. terlalu berharga pula kesehatan jiwa, serta kebahagiaan kita yang sudah terlewat saat kita terus2an menunggu dan meratapi masalah tersebut.
saat kita telah berusaha untuk menyelesaikan secara bersama namun tidak mendapat sambutan yang diinginkan, maka perlu dilakukan jalan lain. yaitu, selesaikanlah sendiri!
yup! selesaikan sendiri! dengan cara memaafkan atau mengikhlaskan semuanya…
cara ini efektif digunakan untuk unfinished businesses yang “berbau” dengan urusan yang menyangkut “sakit hati”… misalnya, sahabat yang tiba2 berkhianat dan menjelek2an dibelakang, atau pacar yang tiba2 menghilang, atau teman se-organisasi yang kadang “menjegal” ide-ide kita..
menyimpan memory dari unfinished businesses ini hanyalah membuat sakit hati terus2an.. dan yang rugi dalam kasus ini adalah diri sendiri! bukan orang lain..
saya selalu ingat kata2 teman saya ini, dia mengatakan
“membenci orang itu bagaikan kita ingin menyakiti orang tersebut namun sebenarnya yang meminum racun adalah diri kita sendiri”
ini ilustrasi yang sangat benar menurut saya. saat kita marah atau benci atau dendam, maka sebenarnya yang rugi itu adalah diri sendiri. maka, jika kita dapat memaafkan, itu adalah untuk kebaikan diri kita sendiri