Sebagai guru, saya merasa bangga karena pada waktu Pilpres Februari 2024 kemarin ada calon presiden yang punya background guru/dosen bahkan rektor termuda di Indonesia yaitu Bapak Anies Baswedan.
Ada juga Pak Mahfudz MD sebagai calon wakil presiden yang punya latar belakang dosen juga. Pak Anis dari kampus Paramadina Jakarta sedangkan Pak Mahfudz MD dari kampus UII Jogjakarta.
Pak Anis ketika menjadi Menteri Pendidikan Nasional cukup bagus apalagi ketika menjadi gubernur Jakarta kemajuannya sangat terasa. Terutama dalam mengelola transportasi dengan sistem Jaklingko-nya dan keperpihakannya pada rakyat miskin kota.
Begitu juga dengan Pak Mahfudz MD saat menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan sangat dominan dan bisa menempatkan politik dan hukum pada jalur yang semestinya.
Sebelumnya saat beliau menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi mampu memimpin lembaga tersebut sebagai tempat mencari keadilan yang bermartabat dan dihormati masyarakat.
Calon yang lain Bapak Prabowo Subianto berlatar belakang militer dan pengusaha, wakilnya dari pengusaha dan walikota. Sedangkan Ganjar Pranowo dari politisi murni dan mantan gubernur Jawa Tengah. Tapi ketiganya tidak ada latar belakang sebagai guru/dosen setahu saya.
Kecuali pak Prabowo meskipun beliau bukan datang dari kalangan kampus namun kecintaannya pada buku dan membaca sangat tinggi. Bahkan beliau sudah menulis buku sendiri.
Pilkada Bulan November 2024 berbeda dengan Pilpres Bulan Februari kemarin. Calon kepala daerah dari kalangan guru/dosen sangat sedikit sekali jika dibandingkan dengan kalangan artis atau pesohor dan selebritis.
Saya coba browsing di internet hanya menemukan satu nama Risky Sovayunarto dari Kota Tarakan. Beliau dosen di Universitas Borneo Tarakan (UBT) (tribun kaltara.com)
Sedangkan dari kalangan artis setidaknya ada 16 nama sebagaimana dilansir oleh beberapa media seperti cnbc dan detikom. Yaitu :