Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Film Noah Tidak Dirilis Berdasarkan Narasi Injil! Sebuah Pelurusan Semantik

4 April 2014   11:57 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:06 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Setelah beberapa lama tidak muncul di sini, tadi saya membaca artikel Saudara Mboten Wonten 2 dan Pak Daniel h.t. perihal pelarangan pemutaran film Noah di Indonesia. Setelah itu, saya mencoba berselancar sejenak di Mbah Google dan menemukan sejumlah link yang berbicara mengenai pelarangan tersebut.

Di sini, saya tidak ingin mempersoalkan kebodohan LSF yang meliburkan nalarnya  hingga berujung keluarnya pelarangan terhadap film ini. Tidak ada alasan mendasar untuk pelarangan seperti begitu. Dan saya kira argumen-argumen dari Pak Daniel H.T sudah cukup telak membabat kebodohan yang sangat kentara itu.

Makna "Injil": Telusuran Diakronis

Concern saya di sini adalah tulisan-tulisan berbahasa Indonesia di sejumlah link di Google yang menyatakan bahwa film ini diproduksi berdasarkan "cerita Injil". Anda bisa dengan gampang menemukan tulisan-tulisan yang saya maksudkan dengan mengetik key words berkait pelarangan film ini di Google.

Di samping saya mengakui adanya definisi stipulatif di mana seorang penulis dapat saja menggunakan sebuah istilah dalam definisinya sendiri, namun analisis kritis dari aspek cakupan leksikalnya perlu dikemukakan di sini. Hal ini dimaksudkan agar membuka perspektif kita mengenai kekayaan makna leksikal dari istilah "Injil", sekaligus memperlihatkan bahwa di dalam kekayaannya, penggunaan istilah "Injil" dalam konteks ini tidak tepat!

Untuk itu, saya akan mengemukakan pemaknaan istilah "Injil" secara diakronis berikut ini.

Pertama, dalam literatur-literatur Yunani non Kristen pada era sebelum Masehi, istilah Injil sudah dikenal luas. Kata bahasa Yunani yang digunakan dalam arti ini adalah euangelion. Pada era ini, literatur-literatur Yunani kuno, misalnya tulisan Homeros berjudul Oddyssey menggunakan istilah euangelion dalam arti reward atau hadiah atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang karena membawa kabar baik, misalnya kabar kemenangan dalam perang. Makna seperti ini juga terdapat dalam tulisan Xenophon dan Aristoteles (Lih. Liddle-Scott Greek Lexicon - sebagai catatan, leksikon ini adalah leksikon khusus mengenai bahasa Yunani Klasik, sebuah dialek bahasa Yunani yang digunakan sebelum dialek Yunani Koine yang digunakan dalam Perjanjian Baru). Sesudah era Yunani Klasik ini, kemudian istilah Injil digunakan bukan lagi dalam arti reward bagi orang yang membawa kabar baik, melainkan digunakan dalam arti kabar baik itu sendiri, misalnya kabar baik mengenai sembuh dari penyakit, kerabat yang menikah, melahirkan, dll. Artinya "kabar baik" yang dimaksud di sini adalah kabar baik secara umum. Jadi, pada era ini, istilah Injil digunakan dalam dua pengertian yaitu reward dan kabar baik, dan arti yang terakhir ini secara perlahan membuat arti reward kehilangan space-nya di dalam cakupan makna leksikal dari istilah euangelion pada masa sesudahnya.

Kedua, dalam Perjanjian Baru, istilah euangelion digunakan sebanyak 132 kali dalam arti yang lebih teknis yaitu secara spesifik digunakan dalam arti "Kabar Baik mengenai karya keselamatan yang dikerjakan melalui dan di dalam Yesus Kristus."

Ketiga, pada abad kesembilan belas ketika muncul studi kritis mengenai literatur-literatur kuno untuk mendeteksi bentuk literernya atau jenis sastra atau genrenya, empat kitab pertama dalam Perjanjian Baru (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes) diberi nama "Injil", bukan dalam pengertian seperti dua pokok di atas, melainkan dalam pengertian bentuk literernya atau jenis sastranya atau genrenya. Jadi, penggunaan istilah Injil bagi keempat kitab ini berarti bahwa jenis sastra dari keempat kitab ini dinamai "Injil". Ada dua karaktersitik literer yang menandai maksud dari penggunaan istilah "Injil" dalam pengertian ini, yaitu: (1) kitab-kitab ini sama seperti sejumlah literatur Greco-Roman, mengandung aspek biografi [bukan dalam kategori penulisan biografi modern, melainkan biografi Greco-Roman] dan (2) unsur-unsur biografi tersebut dikomposisi berdasarkan perspektif teologis dari masing-masing penulisnya. Jadi ada unsur historisitasnya sekaligus teologisnya (Lih. Craig L. Blomberg, Jesus and the Gospels: An Introduction and Survey, 107-108). Pada abad kedua dst., muncul juga sejumlah tulisan-tulisan bergenre Injil yang mayoritas berasal dari lingkungan Gnostik sehingga tulisan-tulisan tersebut pun diberi judul "Injil", misalnya: Injil Thomas, Injil Rahasia Markus, Injil Petrus, dsb.

Keempat, dalam sejumlah literatur Kristen istilah "Injil" digunakan sebagai sinonim dari seluruh kitab Perjanjian Baru. Hal ini disebabkan adanya pemahaman bahwa seluruh Perjanjian Baru berbicara secara jelas dan khusus mengenai kehidupan, pengajaran, dan kiprah pelayanan Yesus serta signifikansinya bagi umat manusia.

Film Noah TIDAK Dirilis Berdasarkan Injil!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun