Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

"Busway" di Antara Kesalahan Leksikal dan Redundansi Linguistik

1 Agustus 2014   13:11 Diperbarui: 18 Juni 2015   04:42 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://cdn-media.viva.co.id/

http://cdn-media.viva.co.id/ Langsung saja. Sekitar 30 menit yang lalu, saya iseng saja mengetik kata "busway" di kolom search Kompasiana. Dalam sekejap, muncullah hasil jelajah yang tampilannya saya cantumkan di bawah ini: [caption id="attachment_317389" align="aligncenter" width="593" caption="kompasiana.com"]

14068453711620677466
14068453711620677466
[/caption]

Seketika, naluri kebahasaan saya menjadi tersentil. Silakan buktikan sendiri, karena Anda akan menemukan bahwa semua artikel yang menulis tentang topik dengan kata kunci busway, menggunakan kata ini dalam arti armada atau kendaraan. Ada juga yang menggunakannya secara redundant, misalnya dalam frasa "jalur busway".

Saya sangat yakin bahwa kita mengetahui persis arti leksikal dari kata busway. Ya, "jalur [khusus] bus". Tidak lebih, tidak kurang!

Tetapi, bahkan bukan hanya di Kompasiana, di berbagai media online maupun beberapa media cetak yang pernah saya baca, kata busway digunakan sebagai sinonim untuk armada Transjakarta yang menjelang Pilpres kemarin cukup heboh dilambungkan sebagai salah satu isu menjegal Jokowi.

Pertanyaan mengapa mungkin segera menggelitik kuriositas kita mencermati fakta di atas. Tetapi, di sini saya lebih tertarik menelisik apa-nya, ketimbang mengapa-nya. Bagi saya, apa dalam hal ini jauh lebih penting daripada mengapa, karena menjawab pertanyaan mengapa tidak meniadakan kesimpulan bahwa penggunaan kata busway dalam arti kendaraan atau armada Transjakarta merupakan sebuah kesalahan linguistik.

Apa yang saya maksudkan di sini, singkatnya, adalah sebuah pembiaran [secara sadar?] atau ketidakpedulian terhadap ketepatan berbahasa. Mungkin karena bagi kita, ini termasuk hal remeh yang tidak perlu dipusingkan soal ketepatannya. Saya hanya khawatir, dengan melimpah-ruahnya tulisan-tulisan di berbagai media yang menggunakan kata ini secara salah, kita sedang memperlihatkan bahwa untuk hal-hal remeh pun kita tidak memiliki niat untuk memperbaikinya. Secara a fortiori, itu bukan hanya patut disayangkan, juga patut dikhawatirkan.

Akhirnya, nasihat sederhana saya, mari kita gunakan saja istilah "Transjakarta" untuk kendaraannya, dan "jalur Transjakarta" untuk jalannya. Menggunakan busway dalam arti kendaraan atau armadanya merupakan kesalahan leksikal, sementara menggunakan "jalur busway" untuk jalanannya, merupakan redundansi linguistik [istilah gaulnya, lebay].

Istanbul, 02.06 am.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun