Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apologi "Straw Man" bagi Prabowo

9 Juni 2014   20:31 Diperbarui: 20 Juni 2015   04:31 869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14022951832109471930

[caption id="attachment_310381" align="aligncenter" width="401" caption="http://4.bp.blogspot.com/"][/caption]

Argumentasi saya dalam artikel terdahulu bahwa mangkirnya Prabowo dalam memenuhi panggilan Komnas HAM merupakan sumber sesat pikir bagi setiap dukungan yang didapatkannya. Terlepas dari Anda suka atau tidak suka, Anda harus melakukan sesat pikir untuk meneruskan dukungan Anda, termasuk dalam hal berargumen untuk membela Prabowo.

Di sini saya akan membahas sebuah pembelaan fallacious yang coba dilontarkan oleh para pendukung Prabowo guna membela Prabowo dari isu spesifik dalam argumen di atas.

Berkenaan dengan isu penculikan dan pelanggaran HAM yang menjadi alasan pemanggilannya oleh Komnas HAM, para pendukung Prabowo mengajukan pertanyaan ini:

1.Mengapa ketika diusung sebagai wacapres pada tahun 2009 oleh PDIP, isu ini tidak dimunculkan?

2.Mengapa isu ini baru muncul sekarang, tatkala Prabowo hendak melangkah menuju istana dengan bertarung dalam pilpres kali ini?

Kedua pertanyaan di atas mengasumsikan bahwa “momentum” pilpres inilah yang menjadi alasan utama munculnya isu penculikan dan pelanggaran HAM ini mencuat ke permukaan. Dengan merujuk kepada momentum ini, mereka ingin menyatakan bahwa isu ini merupakan isu yang sengaja diciptakan untuk mengganjal langkah Prabowo menuju Istana. Singkatnya, ini hanya masalah taktik politis!

Tanpa berniat mengurangi kegembiran para pendukung Prabowo, pertanyaan-pertanyaan yang membonceng asumsi di atas, singkatnya, merupakan respons straw man.

Straw man fallacy adalah sebuah sesat pikir yang terjadi ketika seseorang mengemukakan versi terlemah dari argumen lawan agar dengan mudah membantah argumennya. Bisa juga sengaja memunculkan sebuah versi abal-abal, lalu menyerang versi abal-abal itu seakan-akan itu adalah posisi lawan diskusi. Ini merupakan sesat pikir yang melanggar prinsip charity dalam berargumen di mana argumen lawan mesti ditafsirkan dan ditanggapi menurut versi terkuatnya (the strongest version).

Mengapa kedua pertanyaan berikut asumsinya merupakan pembelaan straw man? Harus diingat dengan jelas bahwa pemanggilan Prabowo bukan inisiatif partai politik mana pun, melainkan upaya Komnas HAM dalam rangka menuntaskan masalah penculikan dan pelanggaran HAM tahun 1998. Dan penolakkan Prabowo untuk menghadap ke Komnas HAM merupakan tindakan yang secara sengaja dilkaukan untuk tidak mempermulus proses yang sangat baik itu. Dan karena fokusnya ada di sini, maka penekanan pada momentum politis atau taktik politis untuk menjegal Prabowo merupakan penekanan yang salah kaprah!

Memang, dari segi kuriositas, pertanyaan mengenai "momentum" dapat menstimulasi keingintahuan kita. Namun, sisi menarik dari pertanyaan di atas tetap tidak dapat dijadikan acuan untuk berargumen dalam membela mangkirnya Prabowo ketika dipanggil Komnas HAM!

Kedua, for the sake of argument, jika ingin menekankan tentang masalah “momentum” pun, sebenarnya justru sangat penting. Bayangkan saja seandainya nanti terbukti bahwa Prabowo terlibat sementara ia sudah terpilih menjadi presiden, bukankah akan menjadi sangat memalukan bagi bangsa ini karena telah mengantar seorang despotis demokratis menjadi penguasa nomor satu di Negeri ini? Bukan hanya itu, tetapi pengeluaran Negara yang begini besar dalam pilpres ini menjadi terbuang sia-sia karena nyatanya presiden terpilih terlibat kasus penculikan dan pelanggaran HAM.

Jadi, mengemukakan momentum politis sebagai alasan untuk “memperlemah” kekuatan argumen berbasis mangkirnya Prabowo terhadap panggilan Komnas HAM, bukan hanya straw man melainkan juga secara tidak langsung ikut memperkuat argumen yang hendak dilawan itu (lih. Poin kedua di atas).

Jadi, kalau tidak mau straw man ya udah, dorong Prabowo untuk segera menghadap Komnas HAM. Jika tidak, maka saya ulangi sekali lagi kesimpulan saya dalam argumen terdahulu, setiap dukungan terhadap Prabowo, merupakan dukungan yang cacat secara logis!

Ya udah, gitu aja; Selamat siang; Salam Kompasiana!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun