Meski demikian, adagium ini tidak berguna sama sekali dalam membentuk penilaian kritis terhadap tulisan sejarah tertentu. Sudah sejak lama, para ahli sejarah sangat sadar bahwa dalam studi sejarah, orang perlu membedakan antara: fakta, bukti, dan penafsiran demi mendapatkan penjelasan terbaik atau representatif mengenai sejarah itu sendiri. Selain itu, para sejarahwan juga mengadakan riset berdasarkan sejumlah kriteria penyelidikan sejarah guna memberikan deskripsi yang akurat atau paling tidak deskripsi yang paling mungkin mengenai sebuah peristiwa atau fakta sejarah. Anda bisa membaca penjelasan rinci dari paragraf ini dalam tulisan: Peter Kosso, "Philosophy of Historiography," in Aviezer Tucker [ed], A Companion to Philosophy of History & Historiography (Blackwell Companion to Philosophy; West Sussex: Blackwell Publishing, 2009), 9-25.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI