Mohon tunggu...
Nararya
Nararya Mohon Tunggu... profesional -

Blog pribadi: nararya1979.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

M Taufik Melakukan Kebohongan Publik

7 Maret 2015   08:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:02 927
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wakil Ketua DPRD Mohamad Taufik, ketika dimintai tanggapannya soal cacian rasis dan penghinaan yang dilakukan oleh Anggota DPRD DKI Jakarta (entah siapa) dalam mediasi berujung kisruh kemarin, menyatakan bahwa cacian rasis dan penghinaan tersebut wajar. Taufik menyatakan,

"Gubernur memaki-maki wali kota dari duduk sampai berdiri. Kita bilangin nih, 'hei gubernur, jangan Anda maki-maki anak buah Anda di depan umum dong'. Dia nyaut-nyaut terus. Wajar aja kalau ada orang ngumpat-ngumpat dikit" (sumber).


Saya menonton rekaman ful dari acara mediasi tersebut di youtube dan dari awal hingga akhirnya, tidak ada satu bagian pun di mana Ahok memaki-maki wali kota dari duduk sampai berdiri.

Suara keras Ahok di akhir rekaman tersebut dipicu oleh Haji Lulung yang terus memotong klarifikasi Ahok soal istilah "diskriminasi" yang dituduhkan Haji Lulung dalam tanggapannya sebelumnya. Ini memang giliran berbicaranya Ahok setelah dipersilakan oleh pemimpin rapat mediasi tersebut. Apa lacur, Haji Lulung terus-menerus memprovokasi Ahok dengan memotong klarifikasi Ahok dengan mengulang-ulang tantangannya: "Ini hasil pembahasan. Mau sewengang-wenang atau kita mau pakai undang-undang". (menit 1.46.00 - hingga selesai di sini).

Provokasi Haji Lulung-lah yang membuat suara Ahok meninggi dengan meminta klarifikasi dari wali kota mengenai UPS untuk membantah Haji Lulung bahwa "ini hasil pembahasan". Situasi yang tidak kondusif pasca suara Ahok meninggi membuat rapat mediasi itu pun dihentikan. Setelah rapat itu dihentikan, terdengar umpatan rasis dan merendahkan Ahok dari oknum[-oknum] DPRD.

Terlihat dalam rekaman itu bahwa Haji Lulung tidak beretiket dengan terus memotong pembicaraan Ahok, juga oknum-oknum anggota DPRD yang melontarkan cacian-cacian rasis serta merendahkan Ahok itu memperlihatkan dengan sempurna bahwa mereka hanyalah sekupulan orang-orang yang tidak layak menjadi pemimpin publik!

Jadi tidak benar bahwa Ahok melakukan makian terhadap anak buahnya. Juga tidak benar bahwa makian itu dilakukan dari duduk hingga berdiri. Juga tidak benar bahwa Ahok "nyaut-nyaut terus", karena memang itu giliran berbicaranya Ahok yang secara tidak beretiket dipotong-potong terus oleh Haji Lulung.

Frankly speaking, Anda berbohong pak Taufik!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun