"Hari Ayah tuh apaan?", yang bungsu berespons.
"Itu hari khusus buat memperingati jasa-jasa para ayah, De," putraku yang sulung menjawab dengan lagak mengajar. Asyik, aku banget tuh. Hahah
"Emang kenapa harus pake memperingati segala?" yang bungsu gak mau kalah.
"Ya, gak tau", putra sulungku menjawab dengan nada cuek. Setelah beberapa saat terdiam, dia berujar: "Menurut abang nih ya, tiap hari tuh hari ayah."
Aku menoleh ke arahnya. Menarik juga nih. "Maksudnya gimana, bang?"
"Ya iya Dad, setiap hari tuh hari ayah. Iya kan, De?" dia mencari dukungan. Hahaha..euforia pilpres juga nih..hahaha
Merasa dimintai dukungan, yang bungsu dengan lagak isengnya menjawab: "Iya bang. Daddy tiap hari kan jadi ayah kita ya. Kan Daddy gak pernah stop jadi ayah kita. Aku pintar kan, bang?" wkwkwkwkwk
******
Kudedikasikan tulisan ringan ini buat kedua putraku. Semoga suatu ketika mereka membaca ini dan tahu bahwa aku memang selalu jadi ayah mereka. Mungkin bukan yang terbaik, namun yang teramat mengasihi mereka dan melakukan sebisaku bagi mereka.
Selamat Hari Ayah buat yang sudah dan yang akan jadi ayah.
Selamat pagi, salam Kompasiana!