Namun semua yang tampak itu harus dibayar mahal dengan sesuatu yang tidak semua orang tahu. Yaitu, pengorbanan atas tetap dijalankannya sistem sentralistik pengelolaan sampah. Sebab, bisa dipastikan subsidi untuk pengelolaan sampah semacam itu pasti besar. Karena besarnya biaya operasional dari pengelolaan semacam itu pasti besar pasak daripada tiang.
Selama Pemkot Banyumas masih mampu terus memberikan subsidi pada instalasi pengelolaan sampah yang dibangunnya, semua masih akan berjalan sebagaimana biasa. Sebab, pengelolaan sampah dengan instalasi dan menggunakan sistem sentralistik cepat atau lambat akan bangkrut. Kecuali dibantu dan terus disokong pendanaan gratis tanpa pengembalian dari pemerintah.Â
Instalasi pengelolaan sampah tanpa bantuan pendanaan dari pemerintah pada umumnya bangkrut, mangkrak, dan jadi TPA kecil. Itu karena hasil dari pengelolaan dan pengolahan sampah sangat kecil dibanding dengan biaya operasional yang dikeluarkan.Â
Pengelolaan sampah di Kabupaten Banyumas yang viral itu tampaknya memang hebat. Secara penampakan dan prestasi terlihat meyakinkan. Namun di balik itu, jika dibuka laporan anggarannya, hampir bisa dipastikan bahwa tidak semua kabupaten/kota mampu memberikan subsidi terus-menerus pada instalasi pengelolaan sampah.Â
Di sanalah letak kerapuhan pengelolaan sampah yang sentralistik. Keberadaan instalasi pengelolaan sampah bukannya jadi solusi, tapi menjadi beban baru yang harus disubsidi. Dan jika subsidi itu dilepas, maka semuanya pasti akan mangkrak. (nra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H