Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Kendaraan Listrik Ramah Lingkungan dan Potensi Sampah Baterainya

2 Maret 2022   13:45 Diperbarui: 4 Maret 2022   08:35 1100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mercedes-Benz Privilege Parking with EQ Power Charging yang di Plaza Indonesia, Jakarta, tepatnya di area parkir P2 (24/9/2018).(Kompas.com/Alsadad Rudi)

Sebagaimana diketahui, pada baterai primer terdapat unsur zinc, karbon, campuran MnO2 (Mangan Dioksida), serbuk karbon dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sementara, baterai yang dapat diisi ulang mengandung cadmium, Nikel dan alkaline (potassium hidroksida). 

Baterai lainnya adalah baterai handphone (HP) dan power bank yang bahan pembuatannya relatif sama dengan baterai kendaraan listrik. 

Anda mungkin jarang melihat baterai handphone atau power bank yang sudah tak terpakai dalam jumlah dan volume besar. Sebab, karakteristik sampah ini menyebar di konsumennya dan bisa dibuang dicampur sampah lain. 

Meski di banyak tempat sudah tersedia tempat sampah terpilah organik, anorganik, dan B3, semua sampah itu hampir dipastikan akan dicampur lagi untuk dibuang ke TPA. Sebab, tak ada manajemen lanjutan dari sistem pemilahan sampah tersebut. Tempat sampah terpilah umumnya hanya pajangan dan pencitraan belaka.

Daur Ulang Baterai Kendaraan Listrik

Sebelum benar-benar booming dan transformasi kendaraan listrik terjadi besar-besaran, maka proses daur ulang baterai kendaraan listrik harus benar-benar dipikirkan. 

Memang daya tahan baterai isi ulang bisa lama untuk terus dipakai. Tapi pasti ada masanya baterai itu drop dan tidak bisa lagi menampung energi listrik.

Kondisi itu pasti terjadi setidaknya 5 tahun dari sekarang. Setiap hari akan ada baterai kendaraan listrik "drop" dan harus diganti. Seperti orang yang setiap hari selalu ramai mengurus surat izin mengemudi (SIM) atau nomor polisi (nopol) kendaraan, padahal "matinya" setiap 5 tahun.

Jika kondisi perbateraian kendaraan listrik sama dengan kondisi perbateraian saat ini, maka tahap selanjutnya dari masalah sampah kita adalah gunungan sampah baterai kendaraan listrik. Karena itu, mumpung masih belum terlambat sebaiknya dipikirkan bagaimana sirkulasi baterai kendaraan listrik agar tidak linear, beli-drop-buang. Baterai mobil harus mengikuti konsep ekonomi sirkular, beli-drop-daur ulang.

Maka teknologi kendaraan listrik harus benar-benar didampingi teknologi daur ulang baterainya. Dan yang tak kalah penting adalah sistem dalam proses ekonomi sirkular baterai kendaraan listrik itu. 

Jangan sampai terjadi kebocoran hingga baterai kendaraan listrik jatuh ke lingkungan tanpa pengelolaan sebagaimana baterai-baterai yang ada saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun