Siang itu, Rabu (2 Februari 2022). Presiden Joko Widodo berdiri tanpa podium dan tanpa panggung. Berpidato meresmikan kawasan Pelabuhan Ajibata, Kabupaten Toba, Sumatra Utara. Di belakang Presiden tampak latar belakang Pelabuhan Ajibata dan Kapal Fery.
Tepat di belakang Presiden berdiri juga Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan (LBP), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi, Bupati Toba Poltak Sitorus, serta Bupati Simalungun Radiapoh Hasiholan Sinaga.
Tak lama setelah mengucapkan salam, Presiden mulai membaca pidatonya. Dalam video yang diunggah di channel Youtube Sekretariat Presiden, scene awalnya hanya menampakkan tiga orang berdiri di belakang Presiden hanya terlihat tiga orang saja. Yaitu, Sadiaga Uno, Basuki, dan Radiapoh Hasiholan Sinaga.
Pada detik ke-23, video itu berpindah pada sorotan kamera yang lebih jauh. Sehingga terlihatlah LBP yang berdiri di samping Sandiaga Uno. Barulah pada detik ke-23 video itulah LBP terlihat sedang berbicara dengan mengangkat Smartphone-nya dan menempelkannya di telinga. LBP tampak bicara dengan orang di balik telepon itu. Sambil sesekali menutup mulutnya agar suaranya terdengar oleh orang di ujung telepon lainnya itu.
Detik video inilah yang beredar dan viral di media sosial. Memancing dan mendatangkan banyak tanggapan nitizen. Dari yang bernada bercanda dan nyinyir berat.
Pada detik ke-58, LBP sudah selesai bicara di telepon. Kemudian memencet-mencet layar smartphone-nya itu hingga video kembali ke sorotan kamera dekat pada detik ke-63. LBP tidak kelihatan dalam video itu lagi hingga video memasuki durasi 2 menit 51 detik.
Nitizen pada umumnya "kesal" dengan apa yang dilakukan LBP. Karena dianggap tak menghormati Presiden yang sedang pidato. Nitizen sampai-sampai menyatakan bahwa Presiden yang sebenarnya adalah LBP, sementara Joko Widodo hanya sesuatu.
Padahal mereka (nitizen) tidak tahu yang sebenarnya. Kita juga pada umumnya tidak tahu yang sebenarnya. Karena kita tidak tahu berapa tepatnya waktu yang dipakai LBP berbicara di telepon. Apakah LBP sudah bertelepon sebelum pidato Presiden dimulai atau di tengah Presiden membuka pidato?
Kita juga tidak tahu berapa lama LBP memencet-mencet smartphone-nya setelah menerima telepon itu. Sebab, sorotan kamera tak selalu menampakkan LBP dalam video itu.
Dan yang terpenting adalah, kita tidak tahu apa yang dibicarakan LBP dengan orang di balik telepon itu. Karena mungkin, itu sesuatu yang sangat penting dan Presiden yang memerintahkannya. Atau, sesuatu yang sangat darurat dan Presiden sudah berpesan untuk merespon kondisi darurat dalam situasi apapun. Termasuk ketika Presiden sedang memberi sambutan di depan umum.