Dalam persampahan, Indonesia masih disebut sebagai negara dunia ketiga. Ini berarti Indonesia masih dianggap terbelakang dalam pengelolaan sampah. Kondisi ini menghasilkan sejumlah konsekuensi yang harus ditanggung Indonesia.
Nasib negara dunia ketiga dalam persampahan sangat jelek. Yang paling pasti adalah menjadi "tempat sampahnya" negara-negara maju. Selain itu, korporasi bisa seenaknya di negara-negara dunia ketiga. Mereka bisa mengelak dari kewajiban dan tanggung jawabnya yang dalam hal ini terkait sampah.
Di samping dua konsekuensi tersebut, negara dunia ketiga mudah sekali ditipu. Jika terpaksa korporasi-korporasi akan mengadakan kegiatan lingkungan ala kadarnya dengan publikasi yang gila-gilaan. Dengan begitu korporasi yang sesungguhnya berperilaku buruk pada lingkungan bahkan bisa mendapatkan penghargaan dari pemerintah.
Seorang ahli kimia asal New Zealand, Ian Sturrock, mengungkapkan Indonesia memang merupakan salah satu negara pembuangan sampah negara-negara maju. "Nasibnya negara dunia ketiga memang begitu," katanya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Menurut Ian, Indonesia dikenal sebagai tempat tujuan pembuangan sampah oleh negara-negara di Asia, Amerika, Eropa, bahkan Australia. Terutama negara-negara maju di benua-benua itu. Maka tak mengherankan jika banyak sampah luar negeri masuk ke Indonesia lewat jalur legal maupun ilegal. Padahal di Indonesia sendiri sampah tak ada habisnya.
"Beda dengan Cina. Cina memang mengimpor dan mendatangkan sampah dari negara maju karena ada tujuannya. Yang jelas bukan mau jadi tempat sampahnya negara lain," kata Ian yang 14 tahun bekerja di Cina sebagai ahli kimia sejumlah perusahaan.
Dijelaskan Ian, Cina adalah negara nomor 1 pengimpor sampah dari banyak negara di dunia. Tujuannya bukan hanya recycling, tapi ada tujuan lain yang tidak dijelaskan oleh Ian. "Setelah Cina menyatakan cukup, maka Pemerintah Cina menutup semua pintu dan celah impor sampah," ungkapnya.
Ian meyakini, ketika Cina menutup impor sampah, maka negara-negara pengekspor sampah pasti kalang kabut. Mereka pasti kebingungan mencari negara tujuan lain untuk membuang sampahnya. Salah satu negara yang diincar pastilah Indonesia.
Selain banyak dipekerjakan perusahaan Cina sebagai ahli kimia, Ian juga banyak bekerja di perusahaan-perusahaan Korea. Menurut Ian, Korea sama hebatnya dengan Cina dalam mengolah sampah. Tapi Korea tidak sampai mengimpor sampah karena sudah sibuk mengolah sampahnya sendiri.
Seharusnya negara seperti Korealah yang mengimpor sampah. Karena mereka sudah dengan sangat efektif mengolah sampah menjadi berbagai komoditas. Indonesia tak sepatutnya mengimpor sampah karena mengelola sampahnya sendiri saja masih amburadul.