Untunglah semua orang yang berseliweran di Malioboro mengenakan masker. Jika tidak, mereka akan mencium bau tak sedap lindi sampah dari tempat sampah yang isinya dikeluarkan petugas.
Sampah yang ada di tempat-tempat sampah sepanjang Jl. Malioboro itu tercampur antara sampah organik dan anorganik. Persenyawaan keduanya menyebabkan proses fermentasi yang menghasilkan metan dan lindi. Keduanya menyebabkan bau yang amat tidak sedap.
Jika diperhatikan lebih dekat, semua tempat sampah yang berbentuk persegi itu sudah tertera tanda-tanda. Ada tanda logo recycleable/daur ulang (lihat Gambar 1), tanda gambar mirip wadah minum dengan sedotan (lihat Gambar 2), dan tanda logo not recycleable/tidak daur ulang (lihat Gambar 3). Namun, isinya tetap saja bercampur.
Mengapa ini terjadi?
Jawaban pertanyaan itu akan sekaligus menjadi saran pada Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta, agar dapat mengelola sampah secara baik, benar, dan sesuai regulasi. Pola pengelolaan sampah sesuai regulasi pasti akan bersifat menyeluruh, sistematis, dan berkelanjutan.
Rencanakan Edukasi-Sosialisasi Masif