Mohon tunggu...
Nara Ahirullah
Nara Ahirullah Mohon Tunggu... Konsultan - @ Surabaya - Jawa Timur

Jurnalis | Pengelola Sampah | Ketua Yayasan Kelola Sampah Indonesia (YAKSINDO) | Tenaga Ahli Sekolah Sampah Nusantara (SSN) | Konsultan, Edukator dan Pendamping Program Pengelolaan Sampah Kawasan. Email: nurrahmadahirullah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Orang-Orang yang Tidur di Pasir

8 Desember 2021   17:46 Diperbarui: 23 Desember 2021   09:22 468
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga desa kampung pasir justru tak nyenyak jika tidur di kasur. (Dok. Kompas)

Desa Legung Timur, Kecamatan Batang-Batang, Sumenep sudah banyak dikunjungi wisatawan tapi sejak pandemi Covid19, desa ini sepi pengunjung. Perlu diingatkan lagi, desa unik ini sangat menarik untuk dikunjungi.

Desa ini terkenal dengan kampung pasir. Sebab, hampir semua warga beraktivitas di atas pasir. Mereka lahir, tumbuh, beraktivitas dan jika meninggal dikubur di pasir.

Selama ini pengunjung hanya tahu "luarnya" saja tentang kampung pasir ini. Padahal banyak rahasia unik dari warga di kampung tersebut. Apa saja?

1.Tidak Nyenyak Tidur di Atas Kasur
Kasur tak terlalu laku di Kampung Pasir ini. Di satu rumah, paling-paling hanya ada satu kasur saja. Biasanya dipakai untuk bayi yang baru lahir supaya tidak terkena pasir saat tidur atau bergerak lainnya. Orang kampung pasir mengaku tidak bisa nyenyak tidur di atas kasur. Maka di kamar-kamar rumah mereka dibuat tempat sedemikian rupa menyerupai kasur yang diisi pasir. Di situlah mereka tidur.

Kebiasaan tidur di atas pasir membuat warga desa pasir tak tahan lama-lama keluar daerahnya. (Dok.hype.grid.com)
Kebiasaan tidur di atas pasir membuat warga desa pasir tak tahan lama-lama keluar daerahnya. (Dok.hype.grid.com)

2.Tahun 1980-an Semua Bayi Lahir di Pasir
Hanafi seorang Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Kampung Pasir menyatakan, warga desa baru melahirkan di fasilitas kesehatan puskesmas atau bidan dalam beberapa tahun belakangan. Sebelumnya, hampir semua anak Desa Legung Timur lahir di atas pasir. "Proses kelahiran katanya lebih mudah. Kemudian karena alasan medis, sekarang lebih banyak warga bersalin di puskesmas atau bidang," terang Hanafi.

3.Selalu Membawa Pasir jika Perjalanan Jauh

Warga kampung ini tak pernah ketinggalan membawa pasir jika melakukan perjalanan jauh. Mereka membawanya dalam botol air mineral atau wadah lainnya. Penyebabnya, warga yang melakukan perjalanan jauh takkan betah di tujuannya jika tak membawa pasir. Selain itu, pasir yang dibawa dipakai untuk digosok-gosokkan di kaki atau bagian tubuh lain-tergantung kebiasaan- untuk pengantar tidurnya.

4.Meyakini Orang yang Dikubur Tetap "Utuh"
Banyak warga meyakini orang yang meninggal dan dikubur di pasir mayatnya tetap utuh. Dalam artian, kemungkinan besar tak dimakan cacing melainkan dimakan waktu hingga akhirnya tinggal tulang-belulangnya saja.

5.Warganya Suka Memberi
Penulis menemukan pohon kelapa gading yang berwarna kuning di kampung itu. Karena kelapa itu unik dan biasa dipakai untuk kegiatan sakral, penulis ingin tahu rasa air kelapanya. Setelah tanya sana sini, ketemulah dengan pemiliknya. Dan dengan senang hati si pemilik pohon kelapa gading itu memetikkan kelapa dan gratis memberikannya pada penulis.

6.Organ Tubuh Warga Adaptif terhadap Pasir
Kebiasaan membangun adaptasi tubuh. Demikian juga adaptasi unik warga Kampung Pasir. Tak satu pun di antara mereka mengaku pernah mengalami masalah dengan organnya, baik indra maupun lainnya gara-gara pasir. Padahal, besar kemungkinan mereka mengalami kelilipan hingga gangguan mata, telinga, tenggorokan dan hidung gara-gara pasir.  Demikian juga potensi gangguan pencernaan karena pasir. (nra)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun