Mohon tunggu...
Nara
Nara Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Pendiam dan lebih suka berkomunikasi lewat tulisan. Instruktur di PPPPTK bidang otomotif dan elektronika Malang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Memang, Kurikulum 2013 Sebaiknya di Tunda Saja

17 April 2013   09:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:04 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Selasa, 16 April, menjelang jam pulang kerja, saya diberitahu pimpinan bahwa Kamis besok harus ke Jakarta. Ngapain? Masih berkaitan dengan apa yang sudah saya kerjakan beberapa bulan yang lalu, yaitu masalah kurikulum 2013.  Pekerjaan untuk besok adalah menyusun kompetensi inti dan kompetensi dasar salah satu mata pelajaran di SMK. Ah, april sudah dipertengahan, dan masalah kurikulum ini belum selesai juga. Padahal tahun ajaran baru sudah semakin dekat.

Info terbaru megenai kurikulum yang saya dapatkan adalah kurikulum 2013 yang semula akan diterapkan di 30 persen SD kelas I dan IV serta di semua kelas VII SMP dan kelas X SMA sudah direvisi lagi. Kini direncanakan hanya 10 persen SD, 20 persen SMP, dan 100 persen SMA. Meski demikian, belum ditentukan sekolah yang akan menerapkan Kurikulum 2013 pada Juli. Lalu bagaimana dengan SMK? Entahlah berapa persen untuk SMK, menilik penyusunannya yang sampai sekarang belum selesai, saya kok pesimis untuk tingkat SMK ini bakal bisa diberlakukan tahun ini.

Kurikulum 2013 ini sebenarnya bukan baru semua, walaupun namanya tetap aja kurikulum baru. Rancangannya sih mengambil yang baik-baik, lalu digabungkan dari kurikulum berbasis kompetensi (KBK) dan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Tapi ya tetap saja untuk menyusunnya butuh pemikiran yang mendalam. Butuh konsentrasi penuh, waktu yang cukup. Karena ini menyangkut anak-anak bangsa, dari sabang sampai merauke.

Yang paling susah dalam menyusun kurikulum ini adalah, bagaimana supaya kurikulum ini dapat diterima dari sabang sampai merauke, tak ada sekolah yang kesulitan dalam menerapkannya. Karena saya bagian menyusun untuk SMK terutama bidang teknologi informasi, tentunya harus mempertimbangkan sarana yang dimiliki oleh setiap sekolah. Jangan sampai di kurikulum baru ini memberatkan sekolah dalam pengadaan sarana dan prasarana, karena SMK tentu lebih banyak prakteknya. Namun juga jangan sampai karena alasan keterbatasan sarana ini  terus kurikulumnya jadi abal-abal.

Dari pengalaman saya menyusun kurikulum ini, memang waktunya mepet banget. Awal Desember 2012 saya diundang ke Jakarta untuk mendapatkan penjelasan mengenai kurikulum 2013, dilanjutkan dengan diberi pekerjaan untuk "merombak" spektrum SMK 2008 yang saat ini menjadi acuan proses belajar mengajar di SMK. Berdasarkan masukan dari para praktisi dari dunia industri yang turut juga diundang, selesai jugalah kegiatan revisi spektrum, dalam waktu 4 hari.

Awal Februari, saya dapat kiriman file dari Jakarta, diminta untuk memperinci jabaran spketrum menjadi rangkaian mata pelajaran yang lebih terstruktur. Mulai dari posisi mata pelajaran dalam kurikulum, kompetensi dasar yang tercakup dalam mata pelajaran tersebut, hingga distribusi mata pelajaran dalam kelas/semester berapa plus jumlah jam per minggunya.

Akhir Maret, saya dapat kiriman file lagi. Kali ini diminta untuk membuat jabaran kompetensi inti dan kompetensi dasar. Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki mereka yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang dikelompokkan ke dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan (afektif, kognitif, dan psikomotor) yang harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran. Kompetensi Inti harus menggambarkan kualitas yang seimbang antara pencapaian hard skills dan soft skills.

Dan besok, saya diminta ke Jakarta, masih berkaitan dengan masalah kompetensi inti.

Dari sudut pandang saya sebagai salah satu penyusun, memang sebaiknya kurikulum 2013 ini ditunda dulu saja penerapannya. Biar benar-benar matang konsepnya, dan kami yang menyusun ini tidak merasa diburu-buru waktu dalam mengerjakan, hingga mampu menghasilkan rancangan yang pas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun